Senin, 28 Februari 2011
profil rizal armada band
Kertas kemudian melejit menjadi salah satu band yang diperhitungkan di Palembang. Beberapa festival mereka ikuti dan hasilnya tidak mengecewakan. Dari beberapa prestasi yang mereka raih yakni, Rizal dinobatkan sebagai The Best Vocalist Festival Cyberb Tech Universitas Bina Dharma 2004 dan juga jadi finalis 3 Besar Dream Band 2005 untuk Daerah Jakarta dan Bandung.
Seiring dengan prestasi yang diraih, cukup banyak tawaran manggung. Sampai suatu ketika, saat mereka manggung di satu daerah di Sumatera, seorang produser dari Jakarta menawari mereka untuk rekaman album dan hijrah ke Jakarta.
Tawaran itu langsung mereka terima dan mereka pun ‘terbang’ ke Jakarta. Mereka merilis album perdana bertajuk “Kekasih Yang Tak Dianggap” pada November 2006 yang membuat band ini mendadak ngetop di blantika musik Indonesia. Penggarapan album perdana ini banyak dibantu musisi senior seperti Adith The Fly, Benny Vena, Ian Protonema, Heydie Ibrahim eks Power Slaves, DD Crow Roxx, dan Andy Juliet.
Euforia rekaman album perdana tersebut, membuat personel KERTAS Band terlena. Kontrak album tidak dipelajari dengan seksama, termasuk soal royalti dan pembagian honor manggung. Alhasil, ketika kemudian muncul pertanyaan soal itu, label “berkilah” sudah diatur semua di kontrak.
Kini, sembari menjalani proses hukum yang terjadi dengan label lamanya, anak-anak KERTAS Band mencoba “lahir” baru. Diawali dengan perubahan nama menjadi ARMADA Band. Sayangnya, karena “stres” lantaran menghadapi persoalan hukum, Argha memilih kembali ke Palembang. “Dia sedih banget, sampai akhirnya pilih balik ke Palembang,” jelas sang drumer, Andhit.
ARMADA langsung masuk ke manajemen baru. Tentu belajar dari pengalaman, kini mereka lebih berhati-hati membaca kontrak dan semua perjanjian yang menyangkut nasib band ini. “Kita sadar kok, kalau dengan ini artinya kita kembali lagi ke awal atau nol lagi,” kata Rizal.
Foto Rizal:
profil rezky aditya
Rezky Aditya bintang sinetron muda yang lahir di Jakarta, 26, Februari 1985 adalah seorang aktor indonesia.. rezky sudah membintangi di beberap aisnetron yang mempunyai rating cukup besar diantaranya, Sinetron Cinderella yang dibintangi Cinta Laura, Sinetron Suci yang dibintangi oleh Bunga Zaenal, dan Sinetron Melati Untuk Marvel yang dibintangi oleh Chelsea Olivia..
Karir dari Aktor Muda Rezky aditya mulai tampak dengan modal wajah yang tampan dan aktingnya , Sinetron nya yang dibintangi oleh Cinta Laura ini telah sukses besar dengan sinetron pertama dari rezky aditya. Setelah sinetron ini pun tawaran pun datang. Di Sinetron Melati Untuk Marvel pun, Rezky mendapat kesuksesan yang sama di beberapa sinetron terdahulunya, dengan berperan sebagai marvel, anak yang cuek dan selengekan rezky pun mengaku menikmati peran tersebut karena mirip dengan kehidupan pribadinya sendiri.
Karena aktignya yang memukau di melati untuk marvel itu pun, rezky pun masuk kedalam nominasi Panasonic awards dalam kategori aktor terfavorit.
-BIODATA-
Nama Lengkap ; Rezk y Aditya
Nama Panggilan : Rezky Aditya
TTL : Jakarta, 26 Februari 1985
Pendidikan Terakhir : Universitas Binus
Agama : islam
Hobi : Bermain Basket
-SINETRON / FTV-
-FILM-
Karir dari Aktor Muda Rezky aditya mulai tampak dengan modal wajah yang tampan dan aktingnya , Sinetron nya yang dibintangi oleh Cinta Laura ini telah sukses besar dengan sinetron pertama dari rezky aditya. Setelah sinetron ini pun tawaran pun datang. Di Sinetron Melati Untuk Marvel pun, Rezky mendapat kesuksesan yang sama di beberapa sinetron terdahulunya, dengan berperan sebagai marvel, anak yang cuek dan selengekan rezky pun mengaku menikmati peran tersebut karena mirip dengan kehidupan pribadinya sendiri.
Karena aktignya yang memukau di melati untuk marvel itu pun, rezky pun masuk kedalam nominasi Panasonic awards dalam kategori aktor terfavorit.
-BIODATA-
Nama Lengkap ; Rezk y Aditya
Nama Panggilan : Rezky Aditya
TTL : Jakarta, 26 Februari 1985
Pendidikan Terakhir : Universitas Binus
Agama : islam
Hobi : Bermain Basket
-SINETRON / FTV-
- Apa Ini Cinta
- Cinderella
- Luna
- Benci Jadi Cinta
- Peluk Aku 3 Menit
- Putri
- Suci
- Melati untuk Marvel
-FILM-
- Suka Sama Suka (2009)
profil smash
Boy Band Indonesia terbaru yang menamakan dirinya sebagai SM*SH yang merupakan kepanjangan dari Seven Man As Seven Heroes (7 orang sebagai 7 pahlawan). BoyBand SM*SH asal Indonesia ini telah mengeluarkan single terbaru mereka yang berjudul I HEART YOU, anda pun sekarang sudah bisa download video I Heart You dari SM*SH BoyBand Indonesia ini ataupun mencari lirik lagu I heart You dari SM*SH yang kini sudah banyak beredar di internet.
Dan kali ini saya akan berbagi tentang Profil SM*SH BoyBand Indonesia ini, namun karena masih belum cukup terkenal jadi kali ini saya hanya bisa memberikan Foto dan Video BoyBand SM*SH yang mungkin anda telah menjadi idola barunya.
Para personil yang tergabung dalam Boy Band SM*SH ini terdiri dari Morgan Oey, Rangga Dewamoela S, Rafael, Dicky M Prasetya, reza anugrah, Muhammad Ilham Fauzi, dan juga Bisma Karisma. Itulah tadi Nama Personil SM*SH yang perlu anda tau jika anda adalah penggemar Boyband asal Indonesia ini.
Namun, jika ada penggemar pastinya juga ada yang tidak gemar terlebih mereka yang tergabung dalam SM*SH adalah pendatang baru yang ingin ikut meramaikan musik tanah air. Ada yang suka dengan dandanan mereka yang selalu menawan, tapi banyak juga yang menganggap mereka maho. Ada yang suka dengan tarian atau dance disetiap penampilan SM*SH, namun ada juga yang menganggap hal itu norak.
Dan saya disini hanya ingin bersikap netral, saya memang tidak begitu suka dengan musik seperti ini, namun saya juga setuju jika SM*SH ikut menyemarakkan industri musik tanah air, terlebih dengan kejenuhan telingan saya dengan musik beraroma melayu.
Nah, buat anda yang ingin kenal dekat dengan SM*SH BoyBand Indonesia ini, berikut sedikit Foto Profil dan video andalan mereka yang berjudul "I HEART YOU", apakah tampang mereka jauh dari Boyband Asia yang sudah dulu terkenal??silahkan anda putuskan...
Dan kali ini saya akan berbagi tentang Profil SM*SH BoyBand Indonesia ini, namun karena masih belum cukup terkenal jadi kali ini saya hanya bisa memberikan Foto dan Video BoyBand SM*SH yang mungkin anda telah menjadi idola barunya.
Para personil yang tergabung dalam Boy Band SM*SH ini terdiri dari Morgan Oey, Rangga Dewamoela S, Rafael, Dicky M Prasetya, reza anugrah, Muhammad Ilham Fauzi, dan juga Bisma Karisma. Itulah tadi Nama Personil SM*SH yang perlu anda tau jika anda adalah penggemar Boyband asal Indonesia ini.
Namun, jika ada penggemar pastinya juga ada yang tidak gemar terlebih mereka yang tergabung dalam SM*SH adalah pendatang baru yang ingin ikut meramaikan musik tanah air. Ada yang suka dengan dandanan mereka yang selalu menawan, tapi banyak juga yang menganggap mereka maho. Ada yang suka dengan tarian atau dance disetiap penampilan SM*SH, namun ada juga yang menganggap hal itu norak.
Dan saya disini hanya ingin bersikap netral, saya memang tidak begitu suka dengan musik seperti ini, namun saya juga setuju jika SM*SH ikut menyemarakkan industri musik tanah air, terlebih dengan kejenuhan telingan saya dengan musik beraroma melayu.
Nah, buat anda yang ingin kenal dekat dengan SM*SH BoyBand Indonesia ini, berikut sedikit Foto Profil dan video andalan mereka yang berjudul "I HEART YOU", apakah tampang mereka jauh dari Boyband Asia yang sudah dulu terkenal??silahkan anda putuskan...
Morgan Oey | Rangga Dewamoela S |
Rafael | Dicky M Prasetya |
Reza anugrah | Muhammad Ilham Fauzi |
Bisma Karisma |
profil yuki kato
Yuki Anggraini Kato atau lebih dikenali dengan panggilan Yuki Kato (lahir di Malang, 2 April 1995; umur 15 tahun) adalah pemeran Indonesia. Yuki Kato mulai dikenal setelah membintangi sinetron “Monyet Cantik” produksi Starvision bersama dua rekannya, Irshadi Bagas dan Esa Sigit. Selain menjadi pemeran utama dalam sinetron Heart Series dan My Love, Yuki yang hobi bersepeda dan membaca buku ini juga bermain bersama Raffi Ahmad dan Laudya Chintya Bella dalam Jodoh Arietta berperan sebagai adik Raffi Ahmad.
Orang Tua Yuki Kato bernama Takeshi Kato,seorang Project Manager sebuah perusahaan besar di Jepang dan saat ini berada di Jepang dan datang setiap 3 bulan sekali untuk mengunjungi putri kesayangannya di Indonesia. Yuki Kato memiliki adik bernama Reina Kato. Yuki tinggal bersama ibu dan adiknya di Kota Wisata, Cibubur. Yuki sangat dekat dengan Keyna, Seisha, dan teman-teman se-Fajar Hidayah, juga dengan Amora, Fanie, dan teman-temannya se-Pilar Indonesia. Dia gemar bermain basket dan suka memakai sepatu Converse. Dan dia juga lebih singkat dipanggil Yuangka (yuki anggraini kato).
Selain berbakat besar dalam dunia akting Yuki juga pernah menunjukkan pontensi dalam bidang nyanyian apabila dia tampil berduet lagu OST My Heart dengan Irshadi Bagas dalam acara My Heart By Request di SCTV. Dan pada tahun 2010 Yuki kembali membintangi sinetron yang berjudul Arti Sahabat. YUKI berperan sebagai Ajeng. Dan lawan mainnya adalah Steven William Umboh berperan sebagai YUDHA.
lirik lagu"hingga akhir waktu"
ku coba untuk melawan hati
tapi hampa terasa
disini tanpamu
bagiku
semua sangat brarty
ku ingin kau disini
tepiskan sepiku bersamamu
tak kan pernah ada yg lain dsisi
segenap jiwa hanya untukmu
dan tak kan mungkin
ada yg lain dsisi
ku ingin kau disini tepiskan sepiq bersamamu
hingga akhir waktu..............
tapi hampa terasa
disini tanpamu
bagiku
semua sangat brarty
ku ingin kau disini
tepiskan sepiku bersamamu
tak kan pernah ada yg lain dsisi
segenap jiwa hanya untukmu
dan tak kan mungkin
ada yg lain dsisi
ku ingin kau disini tepiskan sepiq bersamamu
hingga akhir waktu..............
BIOGRAFI JUSTIN BIEBER
bernama lengkap Justin Drew Bieber ini (lahir 14 Maret 1994) adalah seorang penyanyi asal Stratford, Ontario, Canada. Ia memulai karir profesionalnya lewat YouTube, saat Scooter Braun, yang sekarang menjadi managernya, menemukan bakatnya. Braun menerbangkan Bieber ke Atlanta, Georgia untuk berkonsultasi dengan Usher dan setelah itu menandatangani kontrak bersama perusahaan rekaman Island Records.
Pada Juli 2009, debut single Bieber yang berjudul "One Time" dirilis (lihat lirik lagu Justin Bieber One Time). Single tersebut berhasil menduduki posisi ke 12 dalam Canadian Hot 100 dan posisi 26 di the Billboard Hot 100. Album debutnya "My World" sudah dirilis 17 November 2009 silam.
Usia Bieber menginjak 12 tahun saat ia mengikuti lomba menyanyi di Stratford, dan mendapat juara kedua. Ia belajar memainkan instrumen musik seperti piano, drum, gitar, dan terompet secara otodidak. Pada akhir 2007 Justin dan ibunya mulai memposting video ke YouTube sehingga keluarga dan teman-temannya dapat menyaksikan ia bernyanyi. Lagu yang ia nyanyikanpun merupakan lagu-lagu yang aslinya dinyanyikan oleh penyanyi kenamaan seperti Usher, Stevie Wonder, Ne-Yo, Justin Timberlake, dan Michael Jackson.
Scooter Braun, seorang marketing executive pada So So Def, menemukan videonya dan menerbangkan Bieber ke Atlanta, Georgia dimana ia bertemu dengan penyanyi R&B dan penulis lagu Usher. Seminggu kemudian Justin Bieber mendapatkan kesempatan untuk bernyanyi di depan Usher, dan Usher menyukainya. Kemudian ia memberikan kesembatan Bieber mengikuti sebuah audisi di perusahaan rekaman Island Records yang kemudian ditandatanganinya pada Oktober 2008. Justin Timberlake dilaporkan juga mengincar Bieber untuk masuk ke dalam management artistnya, namun sayang Bieber sudah terkontrak dengan Usher.
Pada Juli 2009, debut single Bieber yang berjudul "One Time" dirilis (lihat lirik lagu Justin Bieber One Time). Single tersebut berhasil menduduki posisi ke 12 dalam Canadian Hot 100 dan posisi 26 di the Billboard Hot 100. Album debutnya "My World" sudah dirilis 17 November 2009 silam.
Usia Bieber menginjak 12 tahun saat ia mengikuti lomba menyanyi di Stratford, dan mendapat juara kedua. Ia belajar memainkan instrumen musik seperti piano, drum, gitar, dan terompet secara otodidak. Pada akhir 2007 Justin dan ibunya mulai memposting video ke YouTube sehingga keluarga dan teman-temannya dapat menyaksikan ia bernyanyi. Lagu yang ia nyanyikanpun merupakan lagu-lagu yang aslinya dinyanyikan oleh penyanyi kenamaan seperti Usher, Stevie Wonder, Ne-Yo, Justin Timberlake, dan Michael Jackson.
Scooter Braun, seorang marketing executive pada So So Def, menemukan videonya dan menerbangkan Bieber ke Atlanta, Georgia dimana ia bertemu dengan penyanyi R&B dan penulis lagu Usher. Seminggu kemudian Justin Bieber mendapatkan kesempatan untuk bernyanyi di depan Usher, dan Usher menyukainya. Kemudian ia memberikan kesembatan Bieber mengikuti sebuah audisi di perusahaan rekaman Island Records yang kemudian ditandatanganinya pada Oktober 2008. Justin Timberlake dilaporkan juga mengincar Bieber untuk masuk ke dalam management artistnya, namun sayang Bieber sudah terkontrak dengan Usher.
PROFIL VIERA BAND
Profil Vierra Band
Judul : Profil Vierra. Sekelompok remaja yang bernyanyi dengan jujur dan lugas seperti layaknya remaja saat ini. Background musikal tinggi dari orang tua mereka, VIERRA bernaung di bawah label Musica Studio’s. Diproduseri oleh produser handal yang pernah mensukseskan Peterpan, Nidji, & d’Masiv, Noey dan Capung. Vierra yang dimotori Kevin, yang notabene adalah putra dari komposer Adie MS, memilih menulis dan memainkan lagu-lagu yang sesuai dengan hati mereka.Hal itu terlihat dari judul single pertama, "Dengarkan Curhatku" yang terdapat di album perdana mereka(vierra), My First Love (2009). Sebuah lagu yang tulus dari dalam hati mereka.(vierra) Benar-benar tentang kejadian sehari-hari yang mereka alami sendiri.
Para Personel, Anggota Viera Band. BAND Vierra yang akhirnya menelurkan album perdananya
itu pun sukses setelah berjodoh lewatFriendster .Perjumpaan Trian (drum), Kevin (kibord), Widi (vokal) dan Raka (gitar) dimulai dari persahabatan sang drummerm dan kibordis. Tak lama mereka mengenal Raka lewat Friendster. Raka yang mengenalkan Widi kepada personel lainnya lewat jaringan persahabatan tersebut.
itu pun sukses setelah berjodoh lewat
“Awalnya memang dari Friendster. Kita semua kenalan dari Friendster dan akhirnya sampai sekarang,” ujar Widi sang vokal Vierra. Saat ini Band Vierra telah merilis album perdana dengan tajuk ‘First Love’. Mereka pun mengeluarkan ‘Dengarkan Curhatku’ sebagai single andalan band itu.
Veirra band sepakat untuk memilih jalur Power Pop Disney untuk berkarya. Nuansanya benar-benar Disney banget. Tapi bukan berarti ngikutin. Dari segi aransemen kita banyak menggabungkan unsur keanekaragaman selera musik kita juga,” tutur Kevin sang keybord grup band asal kota Hujan Bogor ini.Setelah beberapa bulan bersama, Vierra Band pun masuk studio dan menggarap album tersebut selama tiga bulan.“Power Pop itu titik tengah aliran musik kita berempat.
Profil Vierra Band Lebih lanjut....
Veirra band sepakat untuk memilih jalur Power Pop Disney untuk berkarya. Nuansanya benar-benar Disney banget. Tapi bukan berarti ngikutin. Dari segi aransemen kita banyak menggabungkan unsur keanekaragaman selera musik kita juga,” tutur Kevin sang keybord grup band asal kota Hujan Bogor ini.Setelah beberapa bulan bersama, Vierra Band pun masuk studio dan menggarap album tersebut selama tiga bulan.“Power Pop itu titik tengah aliran musik kita berempat.
Profil Vierra Band Lebih lanjut....
Kevin Aprilio, adalah pendiri Andante yang kemudian bermetamorfosis menjadi VIERRA di tahun 2008 ini. Pada vokal ada Widy, siswa tahun ketiga SMA Bakti Mulya 400, yang berkarakter vokal lembut dan manis dan membawa unsur pop yang dominan. Gitaris yang juga membantu dalam mengaransemen adalah Raka Cyril, yang juga berkuliah di UPH angkatan 2007, sama seperti Kevin. Posisi drummer diisi oleh Satrianda Widjanarko, mahasiswa UI fakultas Ilmu Politik, yang memberikan nama VIERRA dan juga mengaransemen banyak lagu Vierra. Lalu Vierra juga dibantu oleh bassist yang gayanya unik dan mahir main bassnya bernama Derry
apakah ini cinta
Cintamu datang saat aku terluka..
Tawarkan rasa yg tak biasa..
Haruskah aku percaya, haruskah aku terima ?
Mungkinkah cintamu berbeda ? entahlah..
Terlalu naif tuk menilai..
Terlalu cepat tuk percaya..
Mungkin waktu yg kan berbicara,
Apakah cintamu nyata atau semu belaka..
Sentuhlah hatiku dengan rasamu yg tulus..
Bukan karna nafsumu..
Lihatlah aku dengan mata kasihmu, bukan hanya inginmu semata..
Buat aku berharga untukmu,
Bukan memandangku rendah..
Karna aku ingn menjadi layak untuk dicintai..
Bukan cuma singgah sesaat..
Tawarkan rasa yg tak biasa..
Haruskah aku percaya, haruskah aku terima ?
Mungkinkah cintamu berbeda ? entahlah..
Terlalu naif tuk menilai..
Terlalu cepat tuk percaya..
Mungkin waktu yg kan berbicara,
Apakah cintamu nyata atau semu belaka..
Sentuhlah hatiku dengan rasamu yg tulus..
Bukan karna nafsumu..
Lihatlah aku dengan mata kasihmu, bukan hanya inginmu semata..
Buat aku berharga untukmu,
Bukan memandangku rendah..
Karna aku ingn menjadi layak untuk dicintai..
Bukan cuma singgah sesaat..
cerita cinta
Nanti..
Kalau aku bukanlah aku..
Dan hidupku tidak lagi milikku..
Berani kan aku untuk mengucapkan kata terakhirku!
Nanti..
Kalau kamu bukanlahh kamu..
Dan hidupmu tidak lg bersamaku..
Berani kan aku untuk tersenyum dan melambaikan tangan untuk kepergianku!
Nanti..
Mungkin aku tidak lagi tertawa..
Dan tawaku tidak lagi karena kamu..
Berani kan aku untuk sekali saja melirik kamu dan menahan senyumku!
Nanti..
Bila tangan ini lelah mendekapmu..
Dan hati ini lelah menjaga bayangmu..
Biarkan aku beristirahat dan diam disampingmu..
Sampai nanti waktu berlalu,
dan aku tidak lagi memiliki apa yg dulu aku miliki!
Sampai nanti..
goresan luka berubah menjadi manis perjuangan hidup yg aku lalui!
Sampai nanti..
Aku menutup hariku dengan senyum tulus dipenghujung hari!
Dan nanti itu..
Waktu yg mau aku lewati bersama kamu disamping aku!
Hujan turun bukan karena dia ingin turun..
Tapi karena awan yg membuat rintikan air tercipta!
Dan cinta kita..
Bukan karena dia lantas ingin muncul..
Tetapi karena kita yg membuat percikan cinta muncul
dan kini menjadi sebuah cerita cinta!
Kalau aku bukanlah aku..
Dan hidupku tidak lagi milikku..
Berani kan aku untuk mengucapkan kata terakhirku!
Nanti..
Kalau kamu bukanlahh kamu..
Dan hidupmu tidak lg bersamaku..
Berani kan aku untuk tersenyum dan melambaikan tangan untuk kepergianku!
Nanti..
Mungkin aku tidak lagi tertawa..
Dan tawaku tidak lagi karena kamu..
Berani kan aku untuk sekali saja melirik kamu dan menahan senyumku!
Nanti..
Bila tangan ini lelah mendekapmu..
Dan hati ini lelah menjaga bayangmu..
Biarkan aku beristirahat dan diam disampingmu..
Sampai nanti waktu berlalu,
dan aku tidak lagi memiliki apa yg dulu aku miliki!
Sampai nanti..
goresan luka berubah menjadi manis perjuangan hidup yg aku lalui!
Sampai nanti..
Aku menutup hariku dengan senyum tulus dipenghujung hari!
Dan nanti itu..
Waktu yg mau aku lewati bersama kamu disamping aku!
Hujan turun bukan karena dia ingin turun..
Tapi karena awan yg membuat rintikan air tercipta!
Dan cinta kita..
Bukan karena dia lantas ingin muncul..
Tetapi karena kita yg membuat percikan cinta muncul
dan kini menjadi sebuah cerita cinta!
trimakasih untuk dia
Ku mulai dengan senyuman:)
Ya allah maafkanlah aku yg lemah ini, hamba begitu lemah ya allah..
Iman hamba masih begitu lemah..
Tetapi hamba yakin ada hikmah yg ingin Engkau berikan pada hamba…
Aku tak pernah lelah berusaha untuk melupakan y,
Sekuat hati, sekuat niatku, sebanyak doaku,
Bantu aku ya Rabb..
Merelakannya, mengikhlaskannya..
Entah mengapa prasaan ini begitu sulit untuk aku kendalikan
Perasaan yang sudah 9 tahun bersemayam di hatiku
Tersimpan rapi di hatiku..
Sungguh aku menikamatinya, meski terkadang aku menangis
Terkadang hasrat ingin memilikimu begitu berkecamuk di dalam dada
Tetapi aku begitu takut untuk mengungkapakan perasaan ini..
Bertahun-tahun aku mencarimu,
Selepas lulus SMP aku terus mencarimu, hingga aku tahu kau akan pergi ke Mesir untuk kuliah disana..
Aku menangis, menangis bangga dan juga sedih,
Apa kau tahu??
Kau hampir membuat hubunganku dengan kekasihku berantakan pada waktu itu..
Kini aku telah menemui mu, meski keadaan y begitu berbeda
Sungguh aku sudah begitu bahagia hanya dengan kamu memanggil namaku, tertawa bersamaku,
Meski aku harus menghadapi kenyataan bahwa kau telah bahagia bersama wanita itu..
Air mataku pun menetes ketika tahu jika wanita itu adalah cinta pertamamu
Kau begitu mencintainya dan begitu setia padanya meski kau jauh di negeri orang..
Apa kau tahu??
Siapa cinta pertamaku??
Itu kamu, yaaa kamu cinta pertamaku
Aku mencintaimu jauuhh sebelum kamu seperti saat ini, yang begitu membanggakan..
Aku mencintaimu jaauuhh sebelum banyak wanita yang tergila-gila padamu..
Ya Rabb..
Umat-Mu yang satu itu begitu istimewa bagiku..
Meski dia tak bergelimangan harta
Meski dia tak sekeren pria-pria yang pernah aku jumpai
Tetapi aku jatuh cinta padanya..
Meski bertahun-tahun aku tidak bertemu dengannya
Tetapi bayangan wajahnya masih teringat jelas di memoriku, wajahnya yang mempesona..
Aku mencintaimu bukan karena prestasimu..
Aku mencintaimu karena tunduk dan patuh mu terhadap Tuhanmu
Aku mencintaimu karena budi pekertimu
Aku mencintaimu karena kelembutan hatimu
Aku mencintaimu karena sayangmu terhadap umi dan abah mu
Aku mencintaimu karena pengetahuanmu
Sungguh kamu adalah panutanku, inspirasiku…
Aku begitu bangga karena mencintaimu meski kamu tak pernah tahu apapun tetang perasaanku
Aku hanya berharap kamu selalu ada di dekat ku, meski hanya sebagai teman,
memberiku semangat ketika aku sedang putus asa
menghiburku ketika aku menangis
mengingatku ketika kau mulai menjauh dari tuhan
memberikan jawaban dari semua pertanyaanku..
Meski hanya sebagai teman, tapi mungkin ini yang ditakdirkan padaku..
Meski aku tak diberi kesempatan untuk disisimu sebagai kekasihmu..
Tapi aku bahagia, bahagia karena cinta ini, bahagia karena mencintaimu..
Kenangan indah ku adalah ketika aku mengingat Allah, aku juga mengingat kamu..
Yaaa hidup harus terus berjalan..
Mudah-mudahan ini adalah tulisanku yang terakhir yang membicarakan tentangmu..
Aku ingin mengikhlaskanmu, ajari aku utuk mengikhlaskanmu..
Aku yakin Allah akan memberikan yang lebih baik…
Aku bahagia melihatnya sudah menemukan cintanya..
Semoga kamu bahagia selalu
Aku pun akan membuka cerita baru yang lebih indah..
Terimakasih atas nasihat-nasihatmu..
Kau juga yang mengubah cara berfikirku..
Seandainya aku bisa dapat beasiswa di Al- Azhar Cairo sepertimu..
Aku pasti bahagia sekali
Tapi aku tak sepandai dirimu,
Tak seulet dirimu……
Karenamu lah aku ingin menjadi orang yang bisa menghafal Al-Quran
Kamu selalu memberikan apapun yang aku mau,
Tapi kamu tidak pernah mau membaca al-quran atau menunjukkan kefasihanmu dalam berbahsa arab di hadapanku..
Aku ingin sekali mendengarmu membaca Al-Quran..
Mendengarkan betapa merdunya suaraMu mengumandangkan kalam Allah
Mudah-mudan aku bisa di beri kesempatan untuk bertemu kamu dalam situasi yang baik dan mendengarkan suaranya..
Kini aku belajar menghilangkan perasaan ini..
Mencintai orang lain…
Teruslah tersenyum…
Ya allah..
Sungguh aku ingin semuanya bahagia, terutama dia..
Semoga ia bahagia selalu…
Meski ia tak tahu akan perasaan ini, tapi Engkau tahu ya allah..
Terimakasih atas cinta-Mu ya Allah
Tanpa se-ijin-Mu aku tak akan pernah bisa mencintainya..
Sesunnguhnya Engkaulah yang memiliki segalanya, termasuk perasaan kasih dan cinta..
Engkau bisa dengan mudahnya membuang perasaan cinta ini untuknya tetapi Engkau belum membuangnya dari hati hamba..
Semoga aku bias ikhlas..
Amin ya Rabb..
Ya allah maafkanlah aku yg lemah ini, hamba begitu lemah ya allah..
Iman hamba masih begitu lemah..
Tetapi hamba yakin ada hikmah yg ingin Engkau berikan pada hamba…
Aku tak pernah lelah berusaha untuk melupakan y,
Sekuat hati, sekuat niatku, sebanyak doaku,
Bantu aku ya Rabb..
Merelakannya, mengikhlaskannya..
Entah mengapa prasaan ini begitu sulit untuk aku kendalikan
Perasaan yang sudah 9 tahun bersemayam di hatiku
Tersimpan rapi di hatiku..
Sungguh aku menikamatinya, meski terkadang aku menangis
Terkadang hasrat ingin memilikimu begitu berkecamuk di dalam dada
Tetapi aku begitu takut untuk mengungkapakan perasaan ini..
Bertahun-tahun aku mencarimu,
Selepas lulus SMP aku terus mencarimu, hingga aku tahu kau akan pergi ke Mesir untuk kuliah disana..
Aku menangis, menangis bangga dan juga sedih,
Apa kau tahu??
Kau hampir membuat hubunganku dengan kekasihku berantakan pada waktu itu..
Kini aku telah menemui mu, meski keadaan y begitu berbeda
Sungguh aku sudah begitu bahagia hanya dengan kamu memanggil namaku, tertawa bersamaku,
Meski aku harus menghadapi kenyataan bahwa kau telah bahagia bersama wanita itu..
Air mataku pun menetes ketika tahu jika wanita itu adalah cinta pertamamu
Kau begitu mencintainya dan begitu setia padanya meski kau jauh di negeri orang..
Apa kau tahu??
Siapa cinta pertamaku??
Itu kamu, yaaa kamu cinta pertamaku
Aku mencintaimu jauuhh sebelum kamu seperti saat ini, yang begitu membanggakan..
Aku mencintaimu jaauuhh sebelum banyak wanita yang tergila-gila padamu..
Ya Rabb..
Umat-Mu yang satu itu begitu istimewa bagiku..
Meski dia tak bergelimangan harta
Meski dia tak sekeren pria-pria yang pernah aku jumpai
Tetapi aku jatuh cinta padanya..
Meski bertahun-tahun aku tidak bertemu dengannya
Tetapi bayangan wajahnya masih teringat jelas di memoriku, wajahnya yang mempesona..
Aku mencintaimu bukan karena prestasimu..
Aku mencintaimu karena tunduk dan patuh mu terhadap Tuhanmu
Aku mencintaimu karena budi pekertimu
Aku mencintaimu karena kelembutan hatimu
Aku mencintaimu karena sayangmu terhadap umi dan abah mu
Aku mencintaimu karena pengetahuanmu
Sungguh kamu adalah panutanku, inspirasiku…
Aku begitu bangga karena mencintaimu meski kamu tak pernah tahu apapun tetang perasaanku
Aku hanya berharap kamu selalu ada di dekat ku, meski hanya sebagai teman,
memberiku semangat ketika aku sedang putus asa
menghiburku ketika aku menangis
mengingatku ketika kau mulai menjauh dari tuhan
memberikan jawaban dari semua pertanyaanku..
Meski hanya sebagai teman, tapi mungkin ini yang ditakdirkan padaku..
Meski aku tak diberi kesempatan untuk disisimu sebagai kekasihmu..
Tapi aku bahagia, bahagia karena cinta ini, bahagia karena mencintaimu..
Kenangan indah ku adalah ketika aku mengingat Allah, aku juga mengingat kamu..
Yaaa hidup harus terus berjalan..
Mudah-mudahan ini adalah tulisanku yang terakhir yang membicarakan tentangmu..
Aku ingin mengikhlaskanmu, ajari aku utuk mengikhlaskanmu..
Aku yakin Allah akan memberikan yang lebih baik…
Aku bahagia melihatnya sudah menemukan cintanya..
Semoga kamu bahagia selalu
Aku pun akan membuka cerita baru yang lebih indah..
Terimakasih atas nasihat-nasihatmu..
Kau juga yang mengubah cara berfikirku..
Seandainya aku bisa dapat beasiswa di Al- Azhar Cairo sepertimu..
Aku pasti bahagia sekali
Tapi aku tak sepandai dirimu,
Tak seulet dirimu……
Karenamu lah aku ingin menjadi orang yang bisa menghafal Al-Quran
Kamu selalu memberikan apapun yang aku mau,
Tapi kamu tidak pernah mau membaca al-quran atau menunjukkan kefasihanmu dalam berbahsa arab di hadapanku..
Aku ingin sekali mendengarmu membaca Al-Quran..
Mendengarkan betapa merdunya suaraMu mengumandangkan kalam Allah
Mudah-mudan aku bisa di beri kesempatan untuk bertemu kamu dalam situasi yang baik dan mendengarkan suaranya..
Kini aku belajar menghilangkan perasaan ini..
Mencintai orang lain…
Teruslah tersenyum…
Ya allah..
Sungguh aku ingin semuanya bahagia, terutama dia..
Semoga ia bahagia selalu…
Meski ia tak tahu akan perasaan ini, tapi Engkau tahu ya allah..
Terimakasih atas cinta-Mu ya Allah
Tanpa se-ijin-Mu aku tak akan pernah bisa mencintainya..
Sesunnguhnya Engkaulah yang memiliki segalanya, termasuk perasaan kasih dan cinta..
Engkau bisa dengan mudahnya membuang perasaan cinta ini untuknya tetapi Engkau belum membuangnya dari hati hamba..
Semoga aku bias ikhlas..
Amin ya Rabb..
aku dan kalian dalam kenangan kita
Masihkah ada seberkas ingatan dalam hatimu..???
Ingatan yang tercipta kala kita bersama dahulu..
Kenangan akan kisah persahabatan..
Yang kini mulai Ku rindukannya..
Saat-saat ketika kita lalui bersama..
Ada suka..
ada duka..
Dan canda tawa penghias hari kita..
Lelah tak akan berarti bagi Ku..
Karena kebersamaan kita hapuskan semuanya..
Yang tersisa hanyalah cinta dan kasih..
Mungkinkah akan Ku temukan kembali..???
Masa-masa indah ini..
Tak pernah Ku biarkan..
Ombak menghapus kenangan kita..
Meski buih-buih kecil itu telah lampaui masa..
Namun,
Semua kenangan kita akan menjadi separuh nyawa Ku..
Dan menjadi bagian dari hidup Kita..
Dan Ku yakin,
Suatu saat akan kau dapatkan..
Jalanmu untuk hidupmu..
Namun,
Berjanjilah kepada Ku..
Kalian semua tak akan melupakan Aku..
Ataupun semua kenangan kita.
Ingatan yang tercipta kala kita bersama dahulu..
Kenangan akan kisah persahabatan..
Yang kini mulai Ku rindukannya..
Saat-saat ketika kita lalui bersama..
Ada suka..
ada duka..
Dan canda tawa penghias hari kita..
Lelah tak akan berarti bagi Ku..
Karena kebersamaan kita hapuskan semuanya..
Yang tersisa hanyalah cinta dan kasih..
Mungkinkah akan Ku temukan kembali..???
Masa-masa indah ini..
Tak pernah Ku biarkan..
Ombak menghapus kenangan kita..
Meski buih-buih kecil itu telah lampaui masa..
Namun,
Semua kenangan kita akan menjadi separuh nyawa Ku..
Dan menjadi bagian dari hidup Kita..
Dan Ku yakin,
Suatu saat akan kau dapatkan..
Jalanmu untuk hidupmu..
Namun,
Berjanjilah kepada Ku..
Kalian semua tak akan melupakan Aku..
Ataupun semua kenangan kita.
Minggu, 27 Februari 2011
trima kasih sahabat
Terimakasih …
telah membuatku kagum
telah membuatku tertegun
mengingatkanku akan kelemahanku
menjadi cermin atas ilmuku yang lusuh
Terimakasih …
telah membuatku sadar
telah membuatku tak gentar
mempertahankan apa yang kuyakini benar
menghilangkan ragu, khawatir akan pesona yang pudar
Mulia di sisi-Nya, mengikuti sunnah Rasul-Nya
Terimakasih …
telah membuatku bangkit
telah membuat hatiku tak lagi sakit
yakin akan yang terbaeik dari-Nya
senantiasa ikhtiar, tak berputus asa
lupakan kecewa, menjemput berkah …
Terimakasih …
telah membuatku tak sendiri
telah membuatku kuat dalam hidup ini
dalam dekapan silaturahmi
dalam naungan ta’awun menuju ridlo-Nya
saling menghormati, saling memotivasi
Terimakasih …
telah membuatku terus berkarya
telah membuatku berharga
meski dengan cara yang sederhana
jujur …. , rasa itu begitu indah
Menambah syukurku, menopang letihku
Terimakasih …
telah membuatku tersenyum dan tertawa
telah membuatku ceria dan bahagia
mengobarkan kembali semangatku
memberikan energi kuantum atas kreatifitasku
Sahabat …
Engkau inspirasi bagiku
Mengingatkanku di tengah alpaku
Menjagaku di tengah lalaiku
Mendo’akanku meski aku tak pernah tahu
telah membuatku kagum
telah membuatku tertegun
mengingatkanku akan kelemahanku
menjadi cermin atas ilmuku yang lusuh
Terimakasih …
telah membuatku sadar
telah membuatku tak gentar
mempertahankan apa yang kuyakini benar
menghilangkan ragu, khawatir akan pesona yang pudar
Mulia di sisi-Nya, mengikuti sunnah Rasul-Nya
Terimakasih …
telah membuatku bangkit
telah membuat hatiku tak lagi sakit
yakin akan yang terbaeik dari-Nya
senantiasa ikhtiar, tak berputus asa
lupakan kecewa, menjemput berkah …
Terimakasih …
telah membuatku tak sendiri
telah membuatku kuat dalam hidup ini
dalam dekapan silaturahmi
dalam naungan ta’awun menuju ridlo-Nya
saling menghormati, saling memotivasi
Terimakasih …
telah membuatku terus berkarya
telah membuatku berharga
meski dengan cara yang sederhana
jujur …. , rasa itu begitu indah
Menambah syukurku, menopang letihku
Terimakasih …
telah membuatku tersenyum dan tertawa
telah membuatku ceria dan bahagia
mengobarkan kembali semangatku
memberikan energi kuantum atas kreatifitasku
Sahabat …
Engkau inspirasi bagiku
Mengingatkanku di tengah alpaku
Menjagaku di tengah lalaiku
Mendo’akanku meski aku tak pernah tahu
cinta yang hilang
telah ku lakukan apa yg ku bisa…
telah kuberikan semua yg ku punya…
aku menyayangimu lebih dari ku menyayangi diriku dsendiri….
ketika cintaku di uji dengan wanita…
aku memilihmu…
ketika cintaku di uji dengan harta…
aku memilihmu…
tetapi tidak dengan mu..
kau buat ku kecewa..
kau buat ku berduka..
kau dustakan semua cinta..
kau dustakan semua kasih…
telah kuberikan semua yg ku punya…
aku menyayangimu lebih dari ku menyayangi diriku dsendiri….
ketika cintaku di uji dengan wanita…
aku memilihmu…
ketika cintaku di uji dengan harta…
aku memilihmu…
tetapi tidak dengan mu..
kau buat ku kecewa..
kau buat ku berduka..
kau dustakan semua cinta..
kau dustakan semua kasih…
sesal ku
Tak pernah ku bayangkan diriku kau tinggalkan kau ucapkan perpisahan.
Tak mampu ku menahan rasa sedih di hati akhirna kau pun pergi.
Baru ku sadari,,
Baru ku pahami,,
diriku bukanlah utk kau miliki.
Mengapa terjadi perpisahan ini,,
saat ini aku ingin kau ad di sini.
Kau hancurkan hatiku yg msih mencintaimu,yg masih menyayangimu..
Begitu tega kau buat ku terluka,kau buatku kecewa.
Tak mampu ku menahan rasa sedih di hati akhirna kau pun pergi.
Baru ku sadari,,
Baru ku pahami,,
diriku bukanlah utk kau miliki.
Mengapa terjadi perpisahan ini,,
saat ini aku ingin kau ad di sini.
Kau hancurkan hatiku yg msih mencintaimu,yg masih menyayangimu..
Begitu tega kau buat ku terluka,kau buatku kecewa.
Rabu, 23 Februari 2011
cerpen"bahagia tapi perih"
Akhir bulan November pertengahan musim hujan. Di saat cahaya purnama menebar di pucuk pepohonan, rumput di tengah alun-alun bergoyang dihembus angin gunung. Kerikil-kerikil kecil di jalan basah oleh gerimis yang turun sesaat sebelum sang surya tenggelam, kini berkilauan ditimpa cahaya bulan. Barisan lampu listrik 5 watt di setiap halaman rumah membantu sang bulan menerangi malam, kerlap-kerlip cahayanya di antara celah-celah daun.
Rumah Wira berdiri megah di tepi alun-alun. Halamannya luas, dikelilingi pagartembok setinggi 2 meter. Mantan kepala desa ini akan marah besar kalau kemegahan rumahnya dihubung-hubungkan dengan status lamanya sebagai bekas orang nomor satu di Pasirbambu.
Malam ini, seorang pemuda berhasil meloncati pagar tembok itu. Ia menyusup ke bagian samping rumah yang cukup gelap. Langkahnya mendap-
mendap mencurigakan. Kalau bukan hendak mencuri atau merampok. Lalu mau apa?
Pemuda berperawakan tegap itu sembunyi sejenak di bawah pohon belimbing. Merasa yakin kehadirannya tak diketahui orang, ia melangkah lagi dengan hati-hati, menuju jendela sebuah kamar. Inilah kamar Winne, putri Wira yang primadona desa. Jika saja Wira tahu kehadiran pemuda itu, ia pasti lekas angkat senjata, sebab ada kemungkinan putrinya akan dibawa minggat dari desa.
"Aku bukan jagoan di layar kaca. Aku orang biasa. Aku hidup menjalani realita. Kalau nasibku harus sial, ya sial. Tak ada skenario yang mengharuskan jalinan cintaku akan berakhir bahagia, kecuali skenario Tuhan yang sama-sekali tak kuketahui," pemuda itu membatin. Mukanya beku, cermin suasana hati yang tak bahagia.
Semua orang di Pasirbambu ini tahu tahu bahwa pemuda itu pemuda itu adalah kekasih Winne, semenjak dahulu, saat keduanya menginjak masa remaja, lima tahun yang lalu. Akan tetapi, jalinan cinta yang dirajut serius kini tergerus oleh idelisme Wira yang tak menghendaki putrinya berpendamping seorang pria sembarangan. Dias, nama pemuda itu, yang usahanya sebagai pembuat kecap, di mata Wira adalah sampah masyarakat.
"Maka kau jangan berprasangka bahwa aku akan nekat menculik Winne," lanjut suara batinnya. Entah kepada siapa ia memanggil 'kau'. Barangkali ia teringat ucapan seorang sahabatnya, Panji, yang pernah menyarankan Dias mengajak Winne minggat.
"Bagaimana kau akan hidup bahagia jika kau takut memperjuangkan cita-citamu?" begitu Panji pernah menasehati. "Winne sekarang bertunangan dengan lelaki bernama Adjie, seorang pengusaha mapan dari kota. Dia juga tampan, lebih tampan daripada kau. Ia memiliki apa pun yang dikehendaki orang tua macam pak Wira. Apa kau kira kau sanggup menghadapi kenyataan itu, hah? Kau sanggup melihat Winne duduk bersanding di pelaminan bersama pria itu? Kau sanggup membayangkan malam pertama mereka? Kau sanggup?"
Pertanyaan yang dilontarkan Panji bertubi-tubi itu hanya dijawab dengan helaan nafas panjang, serta kalimat -yang menurut Panji- sia-sia: "Dia bukan jodohku."
Pahit, getir, tak berdaya. Bahkan Dias sendiri tak menyangka, setelah mengucapkan kalimat itu ia merasa satu tonjokkan keras menghantam telak ulu hatinya.
Sampai detik ini, detik ketika ia termangu di balik jendela kamar Winne, ia masih merasakan dadanya sesak akibat tonjokkan itu.
"Kau lelaki lemah!"
Dias memejam mata.
"Lalu, malam ini apa yang kau harapkan darinya?"
"Rindu. Aku ingin bertemu dengannya. Dan mungkin untuk yang terakhir kali."
"Setelah pertemuan itu apa yang kau dapatkan?"
"Kebahagiaan."
"Sampai kapan bahagia?"
Diam. Dias takjawab.
"Jangan pernah kau dustai perasaanmu sendiri! Jangan kau dengar lagu perpisahan yang merelakan kepergian kekasihnya! Kau pasrah, kau menyerah, dan kau munafik. Kau tahu, tak ada rela yang terpaksa. Keikhlasan itu tanpa beban. Jadi, lakukanlah sesuatu demi kebahagiaanmu. Bawalah Winne pergi dari desa ini. Nikahi dia, seutuhnya. Seumur hidup kau bahagia bersamanya. Bukankah itu sejatinya kebahagiaan?"
Dias mencoba enyahkan ingatannya akan ucapan Panji itu. Ia masih mematung di tengah keremangan. Angin pegunungan bersemilir, dinginnya menusuk-nusuk. Dengan dada berdebar Dias menempelkan telinganya di kaca jendela.
Terdengar lamat-lamat suara orang mengobrol di dalam kamar. Dias memasang pendengarannya lebih kuat, tapi percuma, ia tak mendengar jelas obrolan mereka. Ia hanya bisa memastikan bahwa Winne ada di dalam kamar ditemani ibunya.
***
"Kau terlihat lima tahun lebih tua dari usiamu sebenarnya," kata Isyah, istri Wira, demi melihat wajah Winne yang selalu kusut masam. Perempuan baya itu duduk di tepian ranjang.
Winne bergeming. Ia sudah beberapa menit tegak menghadap dinding memandangi lukisan pantai. Langitnya yang biru dibubuhi tulisan indah nama lengkap Winne Larasati serta tanggal kelahirannya.
"Seminggu lagi hari pernikahanmu, Win. Harusnya kau mulai merawat diri. Jangan perlihatkan cemberutmu itu pada calon suamimu. Sering-seringlah tersenyum. Apalagi nanti akan banyak orang melihatmu. Aneh kalau ada pengantin wajahnya murung begitu!"
Winne berbalik, melangkah lesu mendekati ibunya, menjatuhkan pantatnya ke kursi. Sekilas ia melihat bayangan wajahnya sendiri di cermin. Memang, tampak lebih tua.
"Bagaimana agar aku bisa murah tersenyum, Bu?" tanyanya.
Isyah mengambil guci keramik mungil lalu mengelapnya dengan sapu tangan. "Kau harus membiasakan diri nonton Mama Mia Super Dut," jawabnya.
Winne menarik sudut bibirnya ke tepi. Begitu singkat. Isyah tak menyangka bahwa itu adalah senyuman.
"Jangan menyeringai, dong!" ia menyindir.
"Aku ingin tersenyum di depan Ibu, tapi hatiku tidak bahagia untuk tersenyum," ujar Winne sembari tertunduk.
"Kebahagiaanmu apa?"tanya Isyah.
Winne bungkam.
"Kau sudah cukup umur untuk menikah, Win. Ibu ini nikah dengan bapakmu di usia 16 tahun. Ibu senang. Ibu bahagia."
"Seandainya Ibu tidak mencintai Bapak?"
"Apa kau tak mencintai Adjie?"
Winne menggeleng.
"Tampan, sopan, kaya, dari kota. Benar kau tak mencintainya?"
Jawaban Winne masih gelengan kepala.
"Seandainya Adjie jadi bupati? Gubernur? Pejabat tinggi? Mentri? Presiden?"
"Aku akan tetap mencintai Dias, Bu!" tukas Winne, mantap.
Isyah terhenyak. Guci yang dipegangnya nyaris lepas. "Dias? Tukang kecap?"
Winne menundukkan kepala dalam-dalam. Hatinya perih mendengar ejekan sang ibu terhadap kekasihnya.
"Kau melupakan statusmu, Win. Bapakmu mantan kepala desa, dihormati, disegani. Jika kau punya suami orang mapan, itu akan menjaga martabat keluarga. Bukan seperti Dias."
"Bu, kalau kutahu jadi anak kelurga terhormat tak bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri, tentu aku memilih dilahirkan dari keluarga biasa."
"WINNE!" Isyah terpekik. "Jangan bicara sembarangan. Bisa kualat! Kau harus lihat masa depan, Win. Mau kau hidup susah? Mau kau hidup miskin?"
"Ibu mau bilang Dias pemuda miskin?"
Isyah menghela napas. Sejurus terdiam.
"Nanti kau akan seperti Ibu, punya anak, punya cucu. Anakmu akan disekolahkan. Kalau dia pintar, pasti sekolahnya akan tinggi, seperti Adjie yang S2."
"Ibu mau bilang Dias hanya lulusan SMP?"
"WINNE!" Isyah jengkel. Ia jadi ingin membanting guci saking jengkelnya.
Winne mengerjapkan mata tak perduli.
"Win," Isyah mencoba berkata lembut, matanya berkaca-kaca. "Bapak ibumu ini hanya ingin melihat kau dan keluargamu nanti bahagia, dengan cara yang membahagiakan kami juga."
"Mungkin aku, Ibu, Bapak akan sama-sama bahagia seandainya poligami diperbolehkan untuk wanita."
"APA?" Isyah terkejut. "Apa maksudmu?"
"Aku akan menikah dengan Adjie untuk kebahagiaan Ibu, kemudian aku akan menikah lagi dengan Dias untuk kebahagiaanku."
Praaang!
Barangkali Winne hanya sekedar bergurau. Tapi akibat gurauannya, guci kesayangan Isyah terlepas dan pecah.
***
Dias terkejut mendengar bunyi pecahan tadi. Disandarkan punggungnya lebih rapat ke dinding di samping jendela. Telinga kembali dipasang. Yang terdengar kemudian adalah suara pintu ditutup kuat-kuat. Ia menarik napas lega.
Setelah menunggu beberapa detik untuk memastikan tidak ada lagi suara obrolan, Dias mengetuk pelan kaca jendela.
Kain gorden terkuak pada ketukan yang kelima. Cahaya neon di kamar Winne langsung muncrat ke wajah Dias. Pemuda itu mengerjpkan mata.
"Dias?" sapa Winne setelah kaca jendela dibuka. Ada binar di matanya. Sedetik kemudian ia berlari menuju pintu untuk menguncinya.
"Iya, Win. Ini aku. Maaf...," Dias terbata-bata setelah Winne kembali ke hadapannya.
Winne tersenyum. Barangkali hanya kepada Dias gadis itu bisa tersenyum. Manis, lagi.
Beberapa detik saling tatap dalam kebisuan. Winne menunggu Dias meneruskan ucapannya tadi. Tapi Dias tampak gugup. Mungkin juga takut.
"Maaf atas apa, Ias?" desak Winne.
Dias mengangkat tangan. Bukan untuk meraih tangan Winne seperti yang disangka Winne sebelumnya. Dias malah membuka satu persatu jemari. Mulutnya menghitung.
"20 hari, Win, kita tak bertemu," desahnya kemudian.
Winne termangu. Ya, selama itulah ia tersiksa memendam rindu. Terhitung sejak ia resmi tunangan -lebih tepatnya: ditunangkan- dengan Adjie.
"Kau tak rindu padaku?" bisik Dias lagi.
Winne mengangguk pelan. Diraihnya tangan Dias, lalu dibawa ke dekapannya.
Lagi, keduanya membisu. Ada niat yang sejak lama tak terlaksana. Dias ingin sekali saja mencium gadis itu. Tapi, lagi-lagi perasaan malu menyergapnya.
"Aku sudah bertunangan, Ias. Kau mau lihat cincinnya?" lirih Winne tiba-tiba.
Sret!
Dias merasa sembilu tajam menusuk hatinya
"Mau lihat cincinnya?" Winne mengulang tanya. Tatapannya menyelidik.
Dias menggeleng. "Kenapa tidak kau pasang di jarimu?" tanyanya kemudian.
"Kau akan terluka jika aku memasangnya," jawab Winne.
Dias tersenyum bahagia.
"Seminggu lagi aku menikah, Ias," sambung Winne.
Sret!
Ini untuk kedua kalinya. Ucapan itu terdengar amat perih di telinga Dias. Tapi dicobanya mengulum senyum.
Melihat senyum Dias, wajah Winne berubah kecut. "Kau tidak cemburu?"
"Kalan cemburuku bisa membuatmu bahagia, aku jawab: ya, aku cemburu."
"Tapi kau tak berbuat apa-apa untuk melawan perasaan cemburumu!"
Dias tertegun. Apa maksudnya?
"Maksudku, kau terlalu banyak mengalah
pada kenyataan. Aku tak suka lelaki model begini. Aku benci lelaki macam kau!"
Sret!
"Jadi kau ingin aku membunuh calon suamimu?"
"Itu bodoh. Itu akan membuat kau mendekam 20 tahun di penjara. Kalau Adjie mati dan kau dipenjara, lalu aku untuk siapa?"
"Banyak lelaki lain yang sanggup melamarmu, Win. Sanggup dalam hal duniawi untuk memenuhi keinginan orang tuamu."
"Dan kau akan membunuhnya lagi?"
"Tak mungkin, sebab aku sudah dipenjara. Aku tak akan tahu dan tak akan perduli kau milik siapa. Aku tak akan lagi pikirkan kamu. Aku capek."
"Dias..."
"Kau sendiri selalu mengalah pada kemauan orangtuamu. Seharusnya kau tolak lamaran pria itu. Seharusnya kau katakan bahwa kau tak bisa hidup tanpaku. Kau diam saja. Kau turuti saja apa mau mereka. Kau korbankan cinta kita. Aku tak suka wanita seperti itu!"
Gelegar!
Hati Winne bagai disambar halilintar. Ia menelukupkan wajahnya dan menangis. Di antara isaknya ia berkata, "Aku menangis, Ias. Tapi mereka tak mau perduli dengan tangisku."
Mau tak mau mencairlah kebekuan di wajah Dias. Terenyuh ia dengan tangisan perih itu. Ia kembali meraih tangan Winne, ditarik sedikit keluar jendela.
"Lihat bulan itu!" suruh Dias sambil mendongak ke bulan.
Winne turut memandang bulan.
"Aku akan terus memandang bulan itu, nanti di rumahku. Aku akan meminta supaya ia mau turun ke bumi untuk menemaniku di kala sendiri. Kalau dia tak juga turun ke bumi, akan kupasang sayap buatan di tanganku agar aku bisa terbang memeluknya. Dan jika sayapku patah sebelum sempat aku memeluknya, berarti aku hanya bisa memandangnya saja."
Winne terkesiap saat Dias melepas genggaman tangannya. Ia melihat senyum pahit terkulum di bibir pemuda itu. Winne tak sempat berkata apa-apa lagi karena Dias sudah berbalik melangkah pergi, meninggalkannya. Tolehan terakhir dari Dias kembali menyeret air mata Winne dari sudut mata ke sudut bibirnya.
"Maafkan aku, Dias!" bisiknya pedih.
Penyesalan bergolak hebat dalam dada. Betapa Winne harus akui bahwa semua ucapannya tadi memang disengaja untuk membuat Dias cemburu. Ia berharap Dias melampiaskan cemburunya itu dengan berbuat apa saja terhadap dirinya. Ia rela apabila Dias menculiknya. Ia akan bahagia andai Dias nekat melakukan hal itu. Atau... ah, Winne pun siap menyerahkan segalanya, bahkan kehormatannya, andai Dias mau. Tapi Dias memilih pergi, memilih terluka, memilih yang pantas dipilih oleh pria macam dia: sabar, tabah, pasrah.
Sementara Dias terseok-seok menuju rumahnya. Hatinya perih, teriris-iris. Dadanya semakin sesak. Sebuah kalimat terucap di bibirnya: "Pertemuan tadi, betapa pun perih, bagiku tetaplah kebahagiaan."
Rumah Wira berdiri megah di tepi alun-alun. Halamannya luas, dikelilingi pagartembok setinggi 2 meter. Mantan kepala desa ini akan marah besar kalau kemegahan rumahnya dihubung-hubungkan dengan status lamanya sebagai bekas orang nomor satu di Pasirbambu.
Malam ini, seorang pemuda berhasil meloncati pagar tembok itu. Ia menyusup ke bagian samping rumah yang cukup gelap. Langkahnya mendap-
mendap mencurigakan. Kalau bukan hendak mencuri atau merampok. Lalu mau apa?
Pemuda berperawakan tegap itu sembunyi sejenak di bawah pohon belimbing. Merasa yakin kehadirannya tak diketahui orang, ia melangkah lagi dengan hati-hati, menuju jendela sebuah kamar. Inilah kamar Winne, putri Wira yang primadona desa. Jika saja Wira tahu kehadiran pemuda itu, ia pasti lekas angkat senjata, sebab ada kemungkinan putrinya akan dibawa minggat dari desa.
"Aku bukan jagoan di layar kaca. Aku orang biasa. Aku hidup menjalani realita. Kalau nasibku harus sial, ya sial. Tak ada skenario yang mengharuskan jalinan cintaku akan berakhir bahagia, kecuali skenario Tuhan yang sama-sekali tak kuketahui," pemuda itu membatin. Mukanya beku, cermin suasana hati yang tak bahagia.
Semua orang di Pasirbambu ini tahu tahu bahwa pemuda itu pemuda itu adalah kekasih Winne, semenjak dahulu, saat keduanya menginjak masa remaja, lima tahun yang lalu. Akan tetapi, jalinan cinta yang dirajut serius kini tergerus oleh idelisme Wira yang tak menghendaki putrinya berpendamping seorang pria sembarangan. Dias, nama pemuda itu, yang usahanya sebagai pembuat kecap, di mata Wira adalah sampah masyarakat.
"Maka kau jangan berprasangka bahwa aku akan nekat menculik Winne," lanjut suara batinnya. Entah kepada siapa ia memanggil 'kau'. Barangkali ia teringat ucapan seorang sahabatnya, Panji, yang pernah menyarankan Dias mengajak Winne minggat.
"Bagaimana kau akan hidup bahagia jika kau takut memperjuangkan cita-citamu?" begitu Panji pernah menasehati. "Winne sekarang bertunangan dengan lelaki bernama Adjie, seorang pengusaha mapan dari kota. Dia juga tampan, lebih tampan daripada kau. Ia memiliki apa pun yang dikehendaki orang tua macam pak Wira. Apa kau kira kau sanggup menghadapi kenyataan itu, hah? Kau sanggup melihat Winne duduk bersanding di pelaminan bersama pria itu? Kau sanggup membayangkan malam pertama mereka? Kau sanggup?"
Pertanyaan yang dilontarkan Panji bertubi-tubi itu hanya dijawab dengan helaan nafas panjang, serta kalimat -yang menurut Panji- sia-sia: "Dia bukan jodohku."
Pahit, getir, tak berdaya. Bahkan Dias sendiri tak menyangka, setelah mengucapkan kalimat itu ia merasa satu tonjokkan keras menghantam telak ulu hatinya.
Sampai detik ini, detik ketika ia termangu di balik jendela kamar Winne, ia masih merasakan dadanya sesak akibat tonjokkan itu.
"Kau lelaki lemah!"
Dias memejam mata.
"Lalu, malam ini apa yang kau harapkan darinya?"
"Rindu. Aku ingin bertemu dengannya. Dan mungkin untuk yang terakhir kali."
"Setelah pertemuan itu apa yang kau dapatkan?"
"Kebahagiaan."
"Sampai kapan bahagia?"
Diam. Dias takjawab.
"Jangan pernah kau dustai perasaanmu sendiri! Jangan kau dengar lagu perpisahan yang merelakan kepergian kekasihnya! Kau pasrah, kau menyerah, dan kau munafik. Kau tahu, tak ada rela yang terpaksa. Keikhlasan itu tanpa beban. Jadi, lakukanlah sesuatu demi kebahagiaanmu. Bawalah Winne pergi dari desa ini. Nikahi dia, seutuhnya. Seumur hidup kau bahagia bersamanya. Bukankah itu sejatinya kebahagiaan?"
Dias mencoba enyahkan ingatannya akan ucapan Panji itu. Ia masih mematung di tengah keremangan. Angin pegunungan bersemilir, dinginnya menusuk-nusuk. Dengan dada berdebar Dias menempelkan telinganya di kaca jendela.
Terdengar lamat-lamat suara orang mengobrol di dalam kamar. Dias memasang pendengarannya lebih kuat, tapi percuma, ia tak mendengar jelas obrolan mereka. Ia hanya bisa memastikan bahwa Winne ada di dalam kamar ditemani ibunya.
***
"Kau terlihat lima tahun lebih tua dari usiamu sebenarnya," kata Isyah, istri Wira, demi melihat wajah Winne yang selalu kusut masam. Perempuan baya itu duduk di tepian ranjang.
Winne bergeming. Ia sudah beberapa menit tegak menghadap dinding memandangi lukisan pantai. Langitnya yang biru dibubuhi tulisan indah nama lengkap Winne Larasati serta tanggal kelahirannya.
"Seminggu lagi hari pernikahanmu, Win. Harusnya kau mulai merawat diri. Jangan perlihatkan cemberutmu itu pada calon suamimu. Sering-seringlah tersenyum. Apalagi nanti akan banyak orang melihatmu. Aneh kalau ada pengantin wajahnya murung begitu!"
Winne berbalik, melangkah lesu mendekati ibunya, menjatuhkan pantatnya ke kursi. Sekilas ia melihat bayangan wajahnya sendiri di cermin. Memang, tampak lebih tua.
"Bagaimana agar aku bisa murah tersenyum, Bu?" tanyanya.
Isyah mengambil guci keramik mungil lalu mengelapnya dengan sapu tangan. "Kau harus membiasakan diri nonton Mama Mia Super Dut," jawabnya.
Winne menarik sudut bibirnya ke tepi. Begitu singkat. Isyah tak menyangka bahwa itu adalah senyuman.
"Jangan menyeringai, dong!" ia menyindir.
"Aku ingin tersenyum di depan Ibu, tapi hatiku tidak bahagia untuk tersenyum," ujar Winne sembari tertunduk.
"Kebahagiaanmu apa?"tanya Isyah.
Winne bungkam.
"Kau sudah cukup umur untuk menikah, Win. Ibu ini nikah dengan bapakmu di usia 16 tahun. Ibu senang. Ibu bahagia."
"Seandainya Ibu tidak mencintai Bapak?"
"Apa kau tak mencintai Adjie?"
Winne menggeleng.
"Tampan, sopan, kaya, dari kota. Benar kau tak mencintainya?"
Jawaban Winne masih gelengan kepala.
"Seandainya Adjie jadi bupati? Gubernur? Pejabat tinggi? Mentri? Presiden?"
"Aku akan tetap mencintai Dias, Bu!" tukas Winne, mantap.
Isyah terhenyak. Guci yang dipegangnya nyaris lepas. "Dias? Tukang kecap?"
Winne menundukkan kepala dalam-dalam. Hatinya perih mendengar ejekan sang ibu terhadap kekasihnya.
"Kau melupakan statusmu, Win. Bapakmu mantan kepala desa, dihormati, disegani. Jika kau punya suami orang mapan, itu akan menjaga martabat keluarga. Bukan seperti Dias."
"Bu, kalau kutahu jadi anak kelurga terhormat tak bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri, tentu aku memilih dilahirkan dari keluarga biasa."
"WINNE!" Isyah terpekik. "Jangan bicara sembarangan. Bisa kualat! Kau harus lihat masa depan, Win. Mau kau hidup susah? Mau kau hidup miskin?"
"Ibu mau bilang Dias pemuda miskin?"
Isyah menghela napas. Sejurus terdiam.
"Nanti kau akan seperti Ibu, punya anak, punya cucu. Anakmu akan disekolahkan. Kalau dia pintar, pasti sekolahnya akan tinggi, seperti Adjie yang S2."
"Ibu mau bilang Dias hanya lulusan SMP?"
"WINNE!" Isyah jengkel. Ia jadi ingin membanting guci saking jengkelnya.
Winne mengerjapkan mata tak perduli.
"Win," Isyah mencoba berkata lembut, matanya berkaca-kaca. "Bapak ibumu ini hanya ingin melihat kau dan keluargamu nanti bahagia, dengan cara yang membahagiakan kami juga."
"Mungkin aku, Ibu, Bapak akan sama-sama bahagia seandainya poligami diperbolehkan untuk wanita."
"APA?" Isyah terkejut. "Apa maksudmu?"
"Aku akan menikah dengan Adjie untuk kebahagiaan Ibu, kemudian aku akan menikah lagi dengan Dias untuk kebahagiaanku."
Praaang!
Barangkali Winne hanya sekedar bergurau. Tapi akibat gurauannya, guci kesayangan Isyah terlepas dan pecah.
***
Dias terkejut mendengar bunyi pecahan tadi. Disandarkan punggungnya lebih rapat ke dinding di samping jendela. Telinga kembali dipasang. Yang terdengar kemudian adalah suara pintu ditutup kuat-kuat. Ia menarik napas lega.
Setelah menunggu beberapa detik untuk memastikan tidak ada lagi suara obrolan, Dias mengetuk pelan kaca jendela.
Kain gorden terkuak pada ketukan yang kelima. Cahaya neon di kamar Winne langsung muncrat ke wajah Dias. Pemuda itu mengerjpkan mata.
"Dias?" sapa Winne setelah kaca jendela dibuka. Ada binar di matanya. Sedetik kemudian ia berlari menuju pintu untuk menguncinya.
"Iya, Win. Ini aku. Maaf...," Dias terbata-bata setelah Winne kembali ke hadapannya.
Winne tersenyum. Barangkali hanya kepada Dias gadis itu bisa tersenyum. Manis, lagi.
Beberapa detik saling tatap dalam kebisuan. Winne menunggu Dias meneruskan ucapannya tadi. Tapi Dias tampak gugup. Mungkin juga takut.
"Maaf atas apa, Ias?" desak Winne.
Dias mengangkat tangan. Bukan untuk meraih tangan Winne seperti yang disangka Winne sebelumnya. Dias malah membuka satu persatu jemari. Mulutnya menghitung.
"20 hari, Win, kita tak bertemu," desahnya kemudian.
Winne termangu. Ya, selama itulah ia tersiksa memendam rindu. Terhitung sejak ia resmi tunangan -lebih tepatnya: ditunangkan- dengan Adjie.
"Kau tak rindu padaku?" bisik Dias lagi.
Winne mengangguk pelan. Diraihnya tangan Dias, lalu dibawa ke dekapannya.
Lagi, keduanya membisu. Ada niat yang sejak lama tak terlaksana. Dias ingin sekali saja mencium gadis itu. Tapi, lagi-lagi perasaan malu menyergapnya.
"Aku sudah bertunangan, Ias. Kau mau lihat cincinnya?" lirih Winne tiba-tiba.
Sret!
Dias merasa sembilu tajam menusuk hatinya
"Mau lihat cincinnya?" Winne mengulang tanya. Tatapannya menyelidik.
Dias menggeleng. "Kenapa tidak kau pasang di jarimu?" tanyanya kemudian.
"Kau akan terluka jika aku memasangnya," jawab Winne.
Dias tersenyum bahagia.
"Seminggu lagi aku menikah, Ias," sambung Winne.
Sret!
Ini untuk kedua kalinya. Ucapan itu terdengar amat perih di telinga Dias. Tapi dicobanya mengulum senyum.
Melihat senyum Dias, wajah Winne berubah kecut. "Kau tidak cemburu?"
"Kalan cemburuku bisa membuatmu bahagia, aku jawab: ya, aku cemburu."
"Tapi kau tak berbuat apa-apa untuk melawan perasaan cemburumu!"
Dias tertegun. Apa maksudnya?
"Maksudku, kau terlalu banyak mengalah
pada kenyataan. Aku tak suka lelaki model begini. Aku benci lelaki macam kau!"
Sret!
"Jadi kau ingin aku membunuh calon suamimu?"
"Itu bodoh. Itu akan membuat kau mendekam 20 tahun di penjara. Kalau Adjie mati dan kau dipenjara, lalu aku untuk siapa?"
"Banyak lelaki lain yang sanggup melamarmu, Win. Sanggup dalam hal duniawi untuk memenuhi keinginan orang tuamu."
"Dan kau akan membunuhnya lagi?"
"Tak mungkin, sebab aku sudah dipenjara. Aku tak akan tahu dan tak akan perduli kau milik siapa. Aku tak akan lagi pikirkan kamu. Aku capek."
"Dias..."
"Kau sendiri selalu mengalah pada kemauan orangtuamu. Seharusnya kau tolak lamaran pria itu. Seharusnya kau katakan bahwa kau tak bisa hidup tanpaku. Kau diam saja. Kau turuti saja apa mau mereka. Kau korbankan cinta kita. Aku tak suka wanita seperti itu!"
Gelegar!
Hati Winne bagai disambar halilintar. Ia menelukupkan wajahnya dan menangis. Di antara isaknya ia berkata, "Aku menangis, Ias. Tapi mereka tak mau perduli dengan tangisku."
Mau tak mau mencairlah kebekuan di wajah Dias. Terenyuh ia dengan tangisan perih itu. Ia kembali meraih tangan Winne, ditarik sedikit keluar jendela.
"Lihat bulan itu!" suruh Dias sambil mendongak ke bulan.
Winne turut memandang bulan.
"Aku akan terus memandang bulan itu, nanti di rumahku. Aku akan meminta supaya ia mau turun ke bumi untuk menemaniku di kala sendiri. Kalau dia tak juga turun ke bumi, akan kupasang sayap buatan di tanganku agar aku bisa terbang memeluknya. Dan jika sayapku patah sebelum sempat aku memeluknya, berarti aku hanya bisa memandangnya saja."
Winne terkesiap saat Dias melepas genggaman tangannya. Ia melihat senyum pahit terkulum di bibir pemuda itu. Winne tak sempat berkata apa-apa lagi karena Dias sudah berbalik melangkah pergi, meninggalkannya. Tolehan terakhir dari Dias kembali menyeret air mata Winne dari sudut mata ke sudut bibirnya.
"Maafkan aku, Dias!" bisiknya pedih.
Penyesalan bergolak hebat dalam dada. Betapa Winne harus akui bahwa semua ucapannya tadi memang disengaja untuk membuat Dias cemburu. Ia berharap Dias melampiaskan cemburunya itu dengan berbuat apa saja terhadap dirinya. Ia rela apabila Dias menculiknya. Ia akan bahagia andai Dias nekat melakukan hal itu. Atau... ah, Winne pun siap menyerahkan segalanya, bahkan kehormatannya, andai Dias mau. Tapi Dias memilih pergi, memilih terluka, memilih yang pantas dipilih oleh pria macam dia: sabar, tabah, pasrah.
Sementara Dias terseok-seok menuju rumahnya. Hatinya perih, teriris-iris. Dadanya semakin sesak. Sebuah kalimat terucap di bibirnya: "Pertemuan tadi, betapa pun perih, bagiku tetaplah kebahagiaan."
cerpen"langit_langit bagiku"
Kampung melayu, kampung yang bisa dikatakan kumuh bagiku tapi tidak untuk penduduk sini. Aku hanya hidup dalam keluarga yang kecil karena rumah yang menjadi sangkar kami memang kecil. Tidak ada yang bisa diharap dari kedua orang tuaku yang hasil kerjanya hanya bisa mencukupi makan dua kali atau syukur-syukur bisa tiga kali sehari. Aku hanya ingin merasakan kedamaian dalam rumah ini. Sholat lima waktu sudah kami lakukan tiap hari, bahkan kalau bisa kami melaksanakannya berjamaah. Cukup sakinah. Tapi tidak untuk tetangga yang rumahnya berdempetan dengan keluarga kami. Dengan jarak rumah yang tidak bisa diukur siapa pemilik tanah seutuhnya, karena ada sedikit lahan kosong barang beberapa meter selalu terbangun sesuatu yang berguna bagi pembangun pertama. Tidak melihat itu tanah siapa. Kalaupun maklum dari empunyanya, maka tidak masalah. Di kampung kami masih banyak maksiat. Rakyat kecil masih banyak yang pintar bermain duit dengan judi. Kami tidak tahu apakah mereka rajin shalat apa tidak. Karena masjid di kampung sering kosong. Yang mengisi masjid itu hanyalah orang-orang yang sudah termakan usianya, dapat terhitung jari. Padahal mayoritas muslimlah yang terbanyak, hampir tidak ada nonmuslimnya. Setiap ada tasyakkuran banyak sekali yang datang, bahkan yang tidak diundangpun ikut datang. Menandakan mereka itu banyak yang muslim. Tapi, dengan penampakan macam itulah yang membuat kami semakin taat dengan perintah Allah. Walaupun kami sekeluarga tidak akan pernah memutuskan tali silaturrahim antar tetangga sekampung. Rasa cemas masih saja ada, bahkan selalu ada dalam pikiran kami. Mustahil untuk kami keluar dari kampung warisan nenek moyang ini. Yang membingungkan adalah, mereka itu pernah dapat teguran langsung dari Allah berupa banjir yang menenggelamkan rumah hingga yang tersisa hanya atap saja. Namun tetap tidak ada pengaruh. Sebulan berikutnya setelah musibah itu, mereka kembali pada adat kebiasaan mereka. Walaupun tidak memakan korban, atau mereka menginginkan korban sebagai pelajaran yang lebih. Agar mereka bisa kembali ke rumah Allah untuk selalu melaksanakan perintah-Nya.
*** Aku Aisyah, Abahku Ahmad tapi para tetangga banyak memanggilnya dengan pak Mamad. Sedang Emakku Fatimah, lagi-lagi tetangga memotong namanya dengan panggilan bu Immah saja. Sudah empat hampir lima tahun berlalu setelah kejadian banjir yang melanda kampungku. Di keluarga kami hal itu sangat berpengaruh dan menjadi pelajaran berharga agar kami selalu taat pada aturan-Nya dan tidak berbuat tamak dalam arti serakah. Tapi harusnya tidak pada keluarga kami saja. Semua kampung, kalau bisa. Atau satu kota. Ini hanya dalam ruang lingkup masyarakat kecil saja. Tidak tahu apabila yang duduk di atas sana, yang kata ayah, 'Mereka banyak memakan hak orang kecil nak,â€Â' ucapnya. Tapi itu dalam garis besar juga. Mungkin saja diantara mereka masih ada yang sadar diri. Tidak bisa diprediksikan. ' Bah, kapan mereka bisa membantu rakyat kecil ya?â€Â ' ' Kalau mereka sadar Aisyah.â€Â' 'Kapan mereka sadarnya?' 'Kalau mereka bisa selalu mengingat Tuhan dan mampu mengendalikan hawa nafsunya.â€Â Sudah cukup jawaban dari Abah, untuk mengingat Tuhan mereka harus diberi pelajaran agar mereka menyadari dunia ini bukan milik mereka. Kapan pelajaran itu datang dan dari siapa akan kutanyakan lagi pada momen berikutnya apabila Abah mempersilakan padaku untuk bertanya. Kemudian Emak datang membawa beberapa nasi yang sudah ditanak bersama garam. Cukup untuk mengisi perut ini agar tidak kelaparan seperti orang-orang yang tinggalnya di bawah kolong jembatan. 'Mak hanya bisa meyediakan hidangan ini untuk malam ini, kalau nanti kita sudah punya uang yang cukup kita bisa makan daging,â€Â' ucap Emakku. Namun Abah mengilah, âہ“Jangan berangan-angan Mak, syukuri apa yang telah kita dapat hari ini. Agar kita tidak menjadi orang tamak nanti.â€Â' 'Maaf Bah,' jawab Emak. Aku masih bisa bersyukur punya keluarga yang masih bisa menasehati satu sama lain, terutama Abah.
*** Malam itu hujan sangat deras tidak ada hentinya sejak sore tadi. Kami baru tidur setelah jam menunjukkan pukul sembilan malam. Sebelumnya Abah mengatakan, âہ“Seperti malam-malam sebelumnya, Abah mengajak Emak dan Aisyah agar mengikhlaskan segala perbuatan yang hari ini telah kita perbuat. Agar kita bisa tenang dan mengawali hari esok dengan baik.â€Â' 'Mak mohon maaf kalau hari ini ada bikin salah sama Abah dan Aisyah,â€Â' 'Aisyah juga Bah, Mak.â€Â' Malam itu, kami tidak menyadari kalau air sudah memasuki rumah kami. Untungnya kami tidur di lantai, sehingga kami duluan yang merasakan kebanjiran. Kulihat jam dinding, yang menunjukkan pukul dua malam lebih beberapa menit. Selang beberapa menit lagi, banjir sudah menyentuh lututku. Sedang hujan masih belum berhenti. Tanpa dikomando Emak dan abah langsung mempersiapkan segala sesuatu yang mereka anggap penting. Aku hanya diam menunggu mereka, karena yang berharga bagiku hanya Emak dan Abah. Siapa yang akan menyangka musibah itu ternyata datang lagi, sudah dapat ditebak siapa yang membuat ulah macam ini. Setelah lima tahun ternyata banjir tak ingkar janji. Masih kuingat lima tahun sebelum ini, yang waktu itu usiaku masih tujuh tahun. Pada bulan Pebruari tahun dua ribu dua, banjir menepati janjinya. Kenapa warga kota ini masih belum bisa memperbaiki sikap dan cara berpikir mereka? Tapi Tuhan telah menepatinya. Dalam jangka lima tahun Allah menguji, apakah penduduk kota ini masih banyak mengingatnya atau kembali berbuat kekufuran yang sama pada tahun sebelum musibah pertama. Padahal bukan waktu yang sedikit untuk kembali ke jalan-Nya. Pertanyaanku dan jawaban Abah selalu berkelebat di dalam benakku. Abah berjalan di depan dengan barang yang dibundel sarung, sedang Mak memegang tangan kananku. Padahal jilbab Emak masih belum terpasang rapi. Abah menyuruhku ikut dengan Emak. Yang kuperhatikan Abah segera mendekati rumah pak RT, mungkin dia hanya memberitahukan. Tapi sebenarnya tidak perlu, orang-orang sudah banyak yang berteriak, ' Banjir, banjir, bangun, bangunâ€Â¦Ãƒ¢Ã¢‚¬Ã‚' begitu ucapan mereka berkali-kali. Aku dan Emak hanya menatap ke depan. Aku sudah tahu Emak akan membawaku kemana. Sama seperti lima tahun yang lalu. Masjid, ya masjidlah yang menjadi tempat yang tenang buat keluarga kami. Tapi masih jauh, karena letaknya di dataran yang lebih tinggi. Tidak lama kemudian, Abah menyusul di belakangku. Bertiga dalam satu keluarga kami menyusuri malam yang dingin diiringi hujan yang terkadang lebat, setelahnya reda. Saling berputar. Bukan hanya kami, ternyata ada juga orang-orang lainnya. Kami tidak memperhatikan lagi segala sesuatu yang ada di belakang kami. Aku hanya mengejar rumah Allah, karena disitulah tempat kami mengadu. Itu yang Abah ajarkan padaku. ' Bah, teguran lagi ya buat kita?â€Â ' ' Bukan kita nak, tapi orang yang tamak. Buat kita, malaikat Mika'il telah menurunkan rahmat dari Allah.' Jawabannya masih belum jelas, siapakah yang tamak itu.
*** Hari yang masih curam, hujan masih belum ada hentinya, entah seperti apa kampungku sekarang. Aku berjalan keluar masjid untuk melihat suasana di luar. Ternyata yang kutemukan adalah Emak dan Abah. Sedang melihat koran pagi ini. Aku tertegun sejenak setelah abah memberiku sehelai koran yang berisi foto-foto kebanjiran di ibukota negara ini, salah satunya adalah kampungku yang diambil penampakannya dari atas. Yang tersisa hanyalah raitan atap-atap yang tidak mampu bergerak atau menyelamatkan diri mereka. Aku hanya bisa menghela nafas panjang, alhamdulillah aku dan beberapa kepala keluarga masih selamat di masjid ini. Walaupun ada yang meremehkan rumah Allah ini dengan berbuat semena-mena di dalamnya. Tapi Allah mungkin masih menyayangi mereka dengan memberikan wadah untuk menyelamatkan diri. Pada helaian berikutnya, kudapati penjelasan seorang tokoh besar yang memiliki power di kota ini. Yang dia kemukakan adalah permasalahan pembangunan yang tiada henti di kota besar ini, sedang pembangun terus melampiaskan hasratnya, tanpa memperhatikan sisi negatif pada sang alam apabila terjadi hujan. Mungkin itulah balasan orang yang tamak, yang selalu menginginkan lebih dan lebih hingga tanpa batas. Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka mengenakan pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan oleh perbuatan (ulah) yang selalu mereka lakukan . Negara-negara luar apabila terjadi hujan mungkin belum beranggapan akan terjadi banjir. sebaliknya di Indonesia turunnya hujan, banjir adalah sebuah keniscayaan . Sekarang jelaslah jawaban yang diutarakan Abah itu tentang seperti apa salah seorang yang memiliki sifat tamak tersebut. Jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah (nikmat-Nya) untukmu, dan bila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Nya amat pedih . Itulah pesan Abah sebelum tidur. Syukurnya masih ada yang memperhatikan kami. Waktunya bagiku sangat tepat. Ketika perut ini berteriak lapar, relawan sudah ada yang memberikan makanan. Dan lebih enak dari yang biasa aku makan. Kata Syukur yang menjadi kunci buat Abah, Maka ingatlah kepada-Nya niscaya Dia ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Nya, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Nya . Pada bulan dan selisih lima tahun itu, masih belum menyadarkan mereka. Bahkan musibah ini melebihi dua kali lipat dari lima tahun sebelumnya. Akankah lima tahun lagi Allah mengingatkan mereka lagi, aku yakin kalau mereka menyadarinya sedari sekarang, banjir bisa saja inkar janji. Namun sebaliknya, hingga mereka bisa bersyukur. Yang muncul berikutnya dari lisanku adalah, ' Bah, kapan orang-orang bisa bersyukur?â€Â' Abah menggeraikan senyumnya dan memusuti kepalaku, lalu diam. Kemudian membalikkan kepalanya ke lembaran koran itu lagi.
*** Aku Aisyah, Abahku Ahmad tapi para tetangga banyak memanggilnya dengan pak Mamad. Sedang Emakku Fatimah, lagi-lagi tetangga memotong namanya dengan panggilan bu Immah saja. Sudah empat hampir lima tahun berlalu setelah kejadian banjir yang melanda kampungku. Di keluarga kami hal itu sangat berpengaruh dan menjadi pelajaran berharga agar kami selalu taat pada aturan-Nya dan tidak berbuat tamak dalam arti serakah. Tapi harusnya tidak pada keluarga kami saja. Semua kampung, kalau bisa. Atau satu kota. Ini hanya dalam ruang lingkup masyarakat kecil saja. Tidak tahu apabila yang duduk di atas sana, yang kata ayah, 'Mereka banyak memakan hak orang kecil nak,â€Â' ucapnya. Tapi itu dalam garis besar juga. Mungkin saja diantara mereka masih ada yang sadar diri. Tidak bisa diprediksikan. ' Bah, kapan mereka bisa membantu rakyat kecil ya?â€Â ' ' Kalau mereka sadar Aisyah.â€Â' 'Kapan mereka sadarnya?' 'Kalau mereka bisa selalu mengingat Tuhan dan mampu mengendalikan hawa nafsunya.â€Â Sudah cukup jawaban dari Abah, untuk mengingat Tuhan mereka harus diberi pelajaran agar mereka menyadari dunia ini bukan milik mereka. Kapan pelajaran itu datang dan dari siapa akan kutanyakan lagi pada momen berikutnya apabila Abah mempersilakan padaku untuk bertanya. Kemudian Emak datang membawa beberapa nasi yang sudah ditanak bersama garam. Cukup untuk mengisi perut ini agar tidak kelaparan seperti orang-orang yang tinggalnya di bawah kolong jembatan. 'Mak hanya bisa meyediakan hidangan ini untuk malam ini, kalau nanti kita sudah punya uang yang cukup kita bisa makan daging,â€Â' ucap Emakku. Namun Abah mengilah, âہ“Jangan berangan-angan Mak, syukuri apa yang telah kita dapat hari ini. Agar kita tidak menjadi orang tamak nanti.â€Â' 'Maaf Bah,' jawab Emak. Aku masih bisa bersyukur punya keluarga yang masih bisa menasehati satu sama lain, terutama Abah.
*** Malam itu hujan sangat deras tidak ada hentinya sejak sore tadi. Kami baru tidur setelah jam menunjukkan pukul sembilan malam. Sebelumnya Abah mengatakan, âہ“Seperti malam-malam sebelumnya, Abah mengajak Emak dan Aisyah agar mengikhlaskan segala perbuatan yang hari ini telah kita perbuat. Agar kita bisa tenang dan mengawali hari esok dengan baik.â€Â' 'Mak mohon maaf kalau hari ini ada bikin salah sama Abah dan Aisyah,â€Â' 'Aisyah juga Bah, Mak.â€Â' Malam itu, kami tidak menyadari kalau air sudah memasuki rumah kami. Untungnya kami tidur di lantai, sehingga kami duluan yang merasakan kebanjiran. Kulihat jam dinding, yang menunjukkan pukul dua malam lebih beberapa menit. Selang beberapa menit lagi, banjir sudah menyentuh lututku. Sedang hujan masih belum berhenti. Tanpa dikomando Emak dan abah langsung mempersiapkan segala sesuatu yang mereka anggap penting. Aku hanya diam menunggu mereka, karena yang berharga bagiku hanya Emak dan Abah. Siapa yang akan menyangka musibah itu ternyata datang lagi, sudah dapat ditebak siapa yang membuat ulah macam ini. Setelah lima tahun ternyata banjir tak ingkar janji. Masih kuingat lima tahun sebelum ini, yang waktu itu usiaku masih tujuh tahun. Pada bulan Pebruari tahun dua ribu dua, banjir menepati janjinya. Kenapa warga kota ini masih belum bisa memperbaiki sikap dan cara berpikir mereka? Tapi Tuhan telah menepatinya. Dalam jangka lima tahun Allah menguji, apakah penduduk kota ini masih banyak mengingatnya atau kembali berbuat kekufuran yang sama pada tahun sebelum musibah pertama. Padahal bukan waktu yang sedikit untuk kembali ke jalan-Nya. Pertanyaanku dan jawaban Abah selalu berkelebat di dalam benakku. Abah berjalan di depan dengan barang yang dibundel sarung, sedang Mak memegang tangan kananku. Padahal jilbab Emak masih belum terpasang rapi. Abah menyuruhku ikut dengan Emak. Yang kuperhatikan Abah segera mendekati rumah pak RT, mungkin dia hanya memberitahukan. Tapi sebenarnya tidak perlu, orang-orang sudah banyak yang berteriak, ' Banjir, banjir, bangun, bangunâ€Â¦Ãƒ¢Ã¢‚¬Ã‚' begitu ucapan mereka berkali-kali. Aku dan Emak hanya menatap ke depan. Aku sudah tahu Emak akan membawaku kemana. Sama seperti lima tahun yang lalu. Masjid, ya masjidlah yang menjadi tempat yang tenang buat keluarga kami. Tapi masih jauh, karena letaknya di dataran yang lebih tinggi. Tidak lama kemudian, Abah menyusul di belakangku. Bertiga dalam satu keluarga kami menyusuri malam yang dingin diiringi hujan yang terkadang lebat, setelahnya reda. Saling berputar. Bukan hanya kami, ternyata ada juga orang-orang lainnya. Kami tidak memperhatikan lagi segala sesuatu yang ada di belakang kami. Aku hanya mengejar rumah Allah, karena disitulah tempat kami mengadu. Itu yang Abah ajarkan padaku. ' Bah, teguran lagi ya buat kita?â€Â ' ' Bukan kita nak, tapi orang yang tamak. Buat kita, malaikat Mika'il telah menurunkan rahmat dari Allah.' Jawabannya masih belum jelas, siapakah yang tamak itu.
*** Hari yang masih curam, hujan masih belum ada hentinya, entah seperti apa kampungku sekarang. Aku berjalan keluar masjid untuk melihat suasana di luar. Ternyata yang kutemukan adalah Emak dan Abah. Sedang melihat koran pagi ini. Aku tertegun sejenak setelah abah memberiku sehelai koran yang berisi foto-foto kebanjiran di ibukota negara ini, salah satunya adalah kampungku yang diambil penampakannya dari atas. Yang tersisa hanyalah raitan atap-atap yang tidak mampu bergerak atau menyelamatkan diri mereka. Aku hanya bisa menghela nafas panjang, alhamdulillah aku dan beberapa kepala keluarga masih selamat di masjid ini. Walaupun ada yang meremehkan rumah Allah ini dengan berbuat semena-mena di dalamnya. Tapi Allah mungkin masih menyayangi mereka dengan memberikan wadah untuk menyelamatkan diri. Pada helaian berikutnya, kudapati penjelasan seorang tokoh besar yang memiliki power di kota ini. Yang dia kemukakan adalah permasalahan pembangunan yang tiada henti di kota besar ini, sedang pembangun terus melampiaskan hasratnya, tanpa memperhatikan sisi negatif pada sang alam apabila terjadi hujan. Mungkin itulah balasan orang yang tamak, yang selalu menginginkan lebih dan lebih hingga tanpa batas. Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka mengenakan pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan oleh perbuatan (ulah) yang selalu mereka lakukan . Negara-negara luar apabila terjadi hujan mungkin belum beranggapan akan terjadi banjir. sebaliknya di Indonesia turunnya hujan, banjir adalah sebuah keniscayaan . Sekarang jelaslah jawaban yang diutarakan Abah itu tentang seperti apa salah seorang yang memiliki sifat tamak tersebut. Jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah (nikmat-Nya) untukmu, dan bila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Nya amat pedih . Itulah pesan Abah sebelum tidur. Syukurnya masih ada yang memperhatikan kami. Waktunya bagiku sangat tepat. Ketika perut ini berteriak lapar, relawan sudah ada yang memberikan makanan. Dan lebih enak dari yang biasa aku makan. Kata Syukur yang menjadi kunci buat Abah, Maka ingatlah kepada-Nya niscaya Dia ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Nya, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Nya . Pada bulan dan selisih lima tahun itu, masih belum menyadarkan mereka. Bahkan musibah ini melebihi dua kali lipat dari lima tahun sebelumnya. Akankah lima tahun lagi Allah mengingatkan mereka lagi, aku yakin kalau mereka menyadarinya sedari sekarang, banjir bisa saja inkar janji. Namun sebaliknya, hingga mereka bisa bersyukur. Yang muncul berikutnya dari lisanku adalah, ' Bah, kapan orang-orang bisa bersyukur?â€Â' Abah menggeraikan senyumnya dan memusuti kepalaku, lalu diam. Kemudian membalikkan kepalanya ke lembaran koran itu lagi.
kenapa kau ciptakanq
Aku berusaha bertanya pada diriku dan menjawabnya melalui hati yang berbunga
Aku berusaha bertanya pada awan dan menjawabnya melalui angin yang hilir berhembus
Pertanyaan, tentang sebuah nama yang tak henti disebut
Tentang hati yang menjadi kelabu kalanya hilang
Tentang dunia yang serasa kiamat bila suaranya hening didengar
Aku tak pernah tau kapan Tuhan membawa perjumpaan itu padaku lagi
Menjinjing seonggok rindu yang akan aku sampaikan
Dengan bulan dan bintang yang menaburkan serpihan angan
Dia inspirasiku
Dia ibarat lebah yang tak lepas dari mahkota bunga
Dia ibarat daun yang tak jatuh dari tangkainya
Dia ibarat rasa yang tak hilang dari jiwa kesepian
Kuanggap, dia pahlawanku
Dia adalah aku walau aku bukanlah dia
Aku merasa sama walau nyatanya aku berbeda
Aku merasa silau walau dirinya tak pernah berkilau
Aku merasa dekat walau jiwanya terbenteng jarak
Tapi tetap, kamulah jawabannya
Kamulah jalan di hati yang berbunga
Kamulah angin yang hilir berhembus
Kamulah jawaban dari kelabu dan kehancuran dunia
Kamulah peribahasa hidup yang tak pernah jauh
Tapi, tak ada yang tau kamu siapa
Untuk apa
dan seperti apa
Karena aku hanya ingin bertanya
Kenapa, Tuhan menciptakanmu??
Aku berusaha bertanya pada awan dan menjawabnya melalui angin yang hilir berhembus
Pertanyaan, tentang sebuah nama yang tak henti disebut
Tentang hati yang menjadi kelabu kalanya hilang
Tentang dunia yang serasa kiamat bila suaranya hening didengar
Aku tak pernah tau kapan Tuhan membawa perjumpaan itu padaku lagi
Menjinjing seonggok rindu yang akan aku sampaikan
Dengan bulan dan bintang yang menaburkan serpihan angan
Dia inspirasiku
Dia ibarat lebah yang tak lepas dari mahkota bunga
Dia ibarat daun yang tak jatuh dari tangkainya
Dia ibarat rasa yang tak hilang dari jiwa kesepian
Kuanggap, dia pahlawanku
Dia adalah aku walau aku bukanlah dia
Aku merasa sama walau nyatanya aku berbeda
Aku merasa silau walau dirinya tak pernah berkilau
Aku merasa dekat walau jiwanya terbenteng jarak
Tapi tetap, kamulah jawabannya
Kamulah jalan di hati yang berbunga
Kamulah angin yang hilir berhembus
Kamulah jawaban dari kelabu dan kehancuran dunia
Kamulah peribahasa hidup yang tak pernah jauh
Tapi, tak ada yang tau kamu siapa
Untuk apa
dan seperti apa
Karena aku hanya ingin bertanya
Kenapa, Tuhan menciptakanmu??
pahlawan negeriq
Kau adalah pahlawan negeriku
Kau adalah patriot bangsaku
Kau memperjuangkan negeriku
Dengan rasa sepenuh hatimu
Kau kesatria negeriku
Kau curahan bangsaku
Kau segalanya bagiku
Kau adalah patriot bangsaku
Kau memperjuangkan negeriku
Dengan rasa sepenuh hatimu
Kau relakan harga dirimuOh... Pahlawanku
Terinjak-injak oleh musuh
Kau relakan derajatmu
Dibuang oleh para sekutumu
Kau kesatria negeriku
Kau curahan bangsaku
Kau segalanya bagiku
Kemampuanmu, pengorbananmu
Sunggu takan pernah ada tandingannya
Karenamu negeriku menjadi dambaanku
Dan karenamu negeriku menjadi nomor satu
pahlawan
Ketika fajar mulai menyingsing
Menyinari seluruh alam semesta
Pahlawanku berjuang
Memperjuangan negeriku
Dari dada pahlawan yang gugur
Panji perjuangan pantang mundur
Merebut tampuk hari
Atas semua jasa-jasamu
Kuberjanji akan menjadi penerus bangsa
Yang bisa mempertahankan negeri ini
Seperti apa yang kau inginkan..
Menyinari seluruh alam semesta
Pahlawanku berjuang
Memperjuangan negeriku
Banyak penjajah yang merajalelaKeringat mengucur darah memancar
Dimana-mana
Kau bertarung di medan perang
Tuk melawan semua penjajah
Dari dada pahlawan yang gugur
Panji perjuangan pantang mundur
Merebut tampuk hari
Kini pahlawanku telah gugurTerucap kata terima kasih
Hanya kenangan yang ada di benakku
Kenangan atas perjuanganmu dan semua jasa-jasamu
Sampai titik darah penghabisan
Atas semua jasa-jasamu
Kuberjanji akan menjadi penerus bangsa
Yang bisa mempertahankan negeri ini
Seperti apa yang kau inginkan..
seorang ayah
Terasa didalam hatiku
Betapa jasamu selama ini
Hingga kini kurasakan bimbinganmu
Untuk bekalku dihari nanti
Terima kasih kuucapkan
Pada ayahku tersayang
Pengorbanan selalu engkau berikan
Agar dapat tersenyum dengan cemerlang
Setiap hariku dibimbingnya
Agar mengerti apa itu kehidupan
Kan ku ingat selalu nasehatmu ayah
Terima kasih kuucapkan
Betapa jasamu selama ini
Hingga kini kurasakan bimbinganmu
Untuk bekalku dihari nanti
Terima kasih kuucapkan
Pada ayahku tersayang
Pengorbanan selalu engkau berikan
Agar dapat tersenyum dengan cemerlang
Setiap hariku dibimbingnya
Agar mengerti apa itu kehidupan
Kan ku ingat selalu nasehatmu ayah
Terima kasih kuucapkan
ayahq adalah segalanya
Hamparan rumput nan luas menghijau
Pepohonan yang tumbuh rindang
Sekawan burung terbang berkicau
Dengan bebas melayang-layang
Lihatlah embun dipagi hari
Menyirami bunga-bunga
Kau korbankan semuanya untuk kami
Tanpa mengharap pamrih apa-apa
Sungguh mulia jasa-jasamu
Wahai engkau ayah kami
Sungguh besar pengorbananmu
Untuk kesejahteraan kami disini
Pepohonan yang tumbuh rindang
Sekawan burung terbang berkicau
Dengan bebas melayang-layang
Lihatlah embun dipagi hari
Menyirami bunga-bunga
Kau korbankan semuanya untuk kami
Tanpa mengharap pamrih apa-apa
Sungguh mulia jasa-jasamu
Wahai engkau ayah kami
Sungguh besar pengorbananmu
Untuk kesejahteraan kami disini
pahlawan keluarga
Bila ada mentari menyapa dipagi hari
Aku selalu teringat padanya
Sosok yang rela korbankan waktuny untuk kami
Kebahagiaan adalah harapan baginya
Dia selalu mengajariku
Mengerti tentang hidup, pahit dan manis
Dia sosok yang sangat berarti bagiku
Untuk masa depan kami
Ayahku bukanlah apa-apa
Tak ada yang istimewa darinya
Dia hanyalah seorang ayah,
Ayah yang selalu memberikan kenyamanan
Bagi keluarganya
Aku selalu teringat padanya
Sosok yang rela korbankan waktuny untuk kami
Kebahagiaan adalah harapan baginya
Dia selalu mengajariku
Mengerti tentang hidup, pahit dan manis
Dia sosok yang sangat berarti bagiku
Untuk masa depan kami
Ayahku bukanlah apa-apa
Tak ada yang istimewa darinya
Dia hanyalah seorang ayah,
Ayah yang selalu memberikan kenyamanan
Bagi keluarganya
ayahq
Masih ingatkah engkau
Disaat mentari merah mewarnai awan
Membawa membawa kesan dalam hatiku
Yang penuh dengan kepalsuan
Masih ingatkah engkau
Disaat mentari mulai menepi
Dihamparan rumput nan luas menhijau
Tak sebanding dengan luka di hati
Senja itu tak pernah ku lupa
Disaat engkau buka tirai hatimu
Janganlah kau biarkan matamu berkaca
Tak sanggup ku menatap jatuh air mataku
Ayah begitu besar pengorbananmu
Berjuta rintangan kau lalui
Rela korbankan waktumu
Demi kami disini
Disaat mentari merah mewarnai awan
Membawa membawa kesan dalam hatiku
Yang penuh dengan kepalsuan
Masih ingatkah engkau
Disaat mentari mulai menepi
Dihamparan rumput nan luas menhijau
Tak sebanding dengan luka di hati
Senja itu tak pernah ku lupa
Disaat engkau buka tirai hatimu
Janganlah kau biarkan matamu berkaca
Tak sanggup ku menatap jatuh air mataku
Ayah begitu besar pengorbananmu
Berjuta rintangan kau lalui
Rela korbankan waktumu
Demi kami disini
ayah
Dikala mentari mulai menepi
Selalu ada harapan dalam keyakinan
Engkaulah sumber kehidupan kami
Yang selalu memberikan perlindungan
Dirimu bagai surya dipagi hari
Yang tak pernah terlambat untuk bersinar
Dirimu adalah naungan hidup kami
Dan tempat kami untuk bersandar
Senja itu tak pernah kulupa
Disaat engkau peluk diriku
Dengan sejuta kasihmu yang suci mulya
Yang selalu memberi kesan dalam hidupku
Sejuta rintangan yang menghalangi
Panas mentari yang menyengat
Engkau rela korbankan waktumu untuk kami
Dan engkaulah pemberi semangat
Selalu ada harapan dalam keyakinan
Engkaulah sumber kehidupan kami
Yang selalu memberikan perlindungan
Dirimu bagai surya dipagi hari
Yang tak pernah terlambat untuk bersinar
Dirimu adalah naungan hidup kami
Dan tempat kami untuk bersandar
Senja itu tak pernah kulupa
Disaat engkau peluk diriku
Dengan sejuta kasihmu yang suci mulya
Yang selalu memberi kesan dalam hidupku
Sejuta rintangan yang menghalangi
Panas mentari yang menyengat
Engkau rela korbankan waktumu untuk kami
Dan engkaulah pemberi semangat
cinta sejati
Kujalani hidup mengaruhi samudra
Mengayuh dayung menjalankan bahtera
Mencari penawar rasa di hati
Mencari makna cinta sejati
Kini ku tahu makna cinta
Cinta bukanlah sekedar rasa
Cinta bukanlah sekedar tutur kata
Dan cinta, bukan sekedar pengorbanan raga
Jika cinta sekedar rasa
Pasti hati kan tersiksa
Jika cinta sekedar ucapan
Manusia pasti dalam kebinasaan
Jika cinta sekedar pengorbanan
Tiada jiwa ini merasa aman
Cinta sejati adalah perasaan
Terungkap dengan ucapan
Tertuang dengan pengorbanan
Mengayuh dayung menjalankan bahtera
Mencari penawar rasa di hati
Mencari makna cinta sejati
Kini ku tahu makna cinta
Cinta bukanlah sekedar rasa
Cinta bukanlah sekedar tutur kata
Dan cinta, bukan sekedar pengorbanan raga
Jika cinta sekedar rasa
Pasti hati kan tersiksa
Jika cinta sekedar ucapan
Manusia pasti dalam kebinasaan
Jika cinta sekedar pengorbanan
Tiada jiwa ini merasa aman
Cinta sejati adalah perasaan
Terungkap dengan ucapan
Tertuang dengan pengorbanan
perpisahan
Perpisahan adalah kepastian
Waktu berjalan, tak bisa di mundurkan
Berjalan pelan, tak bisa dimajukan
Kematian adalah keniscayaan
Tak bisa di tolak, tatkala ia datang
Tak bisa diminta, takala hidup bosan
Perpisahan...oh...kepastian
Kematian...oh...keniscayaan
Janji tuhan, pasti datang
Hari akhir adalah janji tuhan
Tak mengerti, waktunya kapan datang
Tak tahu diterima, nikmat atau siksaan
Perpisahan adalah kepastian
Kematian adalah keniscayaan
Waktu berjalan, tak bisa di mundurkan
Berjalan pelan, tak bisa dimajukan
Kematian adalah keniscayaan
Tak bisa di tolak, tatkala ia datang
Tak bisa diminta, takala hidup bosan
Perpisahan...oh...kepastian
Kematian...oh...keniscayaan
Janji tuhan, pasti datang
Hari akhir adalah janji tuhan
Tak mengerti, waktunya kapan datang
Tak tahu diterima, nikmat atau siksaan
Perpisahan adalah kepastian
Kematian adalah keniscayaan
perpisahan
Perpisahan adalah kepastian
Waktu berjalan, tak bisa di mundurkan
Berjalan pelan, tak bisa dimajukan
Kematian adalah keniscayaan
Tak bisa di tolak, tatkala ia datang
Tak bisa diminta, takala hidup bosan
Perpisahan...oh...kepastian
Kematian...oh...keniscayaan
Janji tuhan, pasti datang
Hari akhir adalah janji tuhan
Tak mengerti, waktunya kapan datang
Tak tahu diterima, nikmat atau siksaan
Perpisahan adalah kepastian
Kematian adalah keniscayaan
Waktu berjalan, tak bisa di mundurkan
Berjalan pelan, tak bisa dimajukan
Kematian adalah keniscayaan
Tak bisa di tolak, tatkala ia datang
Tak bisa diminta, takala hidup bosan
Perpisahan...oh...kepastian
Kematian...oh...keniscayaan
Janji tuhan, pasti datang
Hari akhir adalah janji tuhan
Tak mengerti, waktunya kapan datang
Tak tahu diterima, nikmat atau siksaan
Perpisahan adalah kepastian
Kematian adalah keniscayaan
guru
Orang kata guru itu penat
Gaji tak seberapa kerja berlambak
Aku kata guru itu rehat
Mengajar tak seberapa tapi penuh berkat
Kerja sekerat-sekerat pahala penuh sendat
Ilmu yang dicurah tak dapat disekat
Makin dicurah makin mendekat
Orang kata guru itu sungguh bosan
Setiap tahun muka sama setiap bulan
Aku kata guru itu singguh riang
Sekali berkata murid ketawa girang
Bila berjaya murid terus menjulang
Jasa bakti tak pernah hilang
Gaji tak seberapa kerja berlambak
Aku kata guru itu rehat
Mengajar tak seberapa tapi penuh berkat
Kerja sekerat-sekerat pahala penuh sendat
Ilmu yang dicurah tak dapat disekat
Makin dicurah makin mendekat
Orang kata guru itu sungguh bosan
Setiap tahun muka sama setiap bulan
Aku kata guru itu singguh riang
Sekali berkata murid ketawa girang
Bila berjaya murid terus menjulang
Jasa bakti tak pernah hilang
sekuntup bunga untuk guru_guru tercinta
Allah ciptakan matahari,
yang tak pernah bosan bersinar,
seperti halnya semangat dan kasih sayangmu dalam mendidik kami,
wahai guruku......
Allah ciptakan bulan untuk menerangi malam,
seperti halnya engkau bu guru,
yang selalu membimbing dan menerangi kami dengan berbagai ilmu
Allah ciptakan bintang dimalam hari sebagai penghias,
seperti halnya engkau bu guru,
yang selalu menghiasi hari-hari kami dengan begitu indahnya.
Allah ciptakan bunga yang begitu harum,
seperti halnya engkau bu guru yang telah memberikan keharuman pada hari-hari kami,
selama kami bermain dan belajar disekolah.
yang tak pernah bosan bersinar,
seperti halnya semangat dan kasih sayangmu dalam mendidik kami,
wahai guruku......
Allah ciptakan bulan untuk menerangi malam,
seperti halnya engkau bu guru,
yang selalu membimbing dan menerangi kami dengan berbagai ilmu
Allah ciptakan bintang dimalam hari sebagai penghias,
seperti halnya engkau bu guru,
yang selalu menghiasi hari-hari kami dengan begitu indahnya.
Allah ciptakan bunga yang begitu harum,
seperti halnya engkau bu guru yang telah memberikan keharuman pada hari-hari kami,
selama kami bermain dan belajar disekolah.
perpisahan
Perpisahan adalah kepastian
Waktu berjalan, tak bisa di mundurkan
Berjalan pelan, tak bisa dimajukan
Kematian adalah keniscayaan
Tak bisa di tolak, tatkala ia datang
Tak bisa diminta, takala hidup bosan
Perpisahan...oh...kepastian
Kematian...oh...keniscayaan
Janji tuhan, pasti datang
Hari akhir adalah janji tuhan
Tak mengerti, waktunya kapan datang
Tak tahu diterima, nikmat atau siksaan
Perpisahan adalah kepastian
Kematian adalah keniscayaan
Waktu berjalan, tak bisa di mundurkan
Berjalan pelan, tak bisa dimajukan
Kematian adalah keniscayaan
Tak bisa di tolak, tatkala ia datang
Tak bisa diminta, takala hidup bosan
Perpisahan...oh...kepastian
Kematian...oh...keniscayaan
Janji tuhan, pasti datang
Hari akhir adalah janji tuhan
Tak mengerti, waktunya kapan datang
Tak tahu diterima, nikmat atau siksaan
Perpisahan adalah kepastian
Kematian adalah keniscayaan
patah haty
bukankah adam terlempar ke bumi,
Sebab birahi? Atau karena patah hati?
Apakah cinta telah musnah sebelum menginjak bumi.
Puisi Sederhana, Puisi Pembebas Hati
Puisi bukan gombalisasi
juga bukan buat tipsani
puisi bahasa hati bahasa nurani
walaupun ini cuma puisi patah hati
Puisi sederhana
Puisi yang mampu berbicara
tentang derita semesta
atau tentang rakusnya penguasa
aku ingin puisi sederhana
seperti chairil anwar, wiji thukul atau sabron aidit
yang tetap hidup abadi
hingga 1000 tahun lagi
aku ingin puisi sederhana
yang mampu menyadarkan
tentang keterbelakangan dan kemiskinan
atau penyeragaman dan keseragaman
Puisi mungkin bahasa hati
Puisi mungkin bahasa nurani
Tapi ini puisi patah hati
ada juga puisi yang mengisahkan diri
atau yang membela diri sendiri
sungguh, semuanya berarti, asal bukan gombalisasi
yang merugikan banyak insani
Biarkan saja puisi patah hati berbicara
biarkan saja puisi patah hati berkisah
walau sederhana
walau beriak
walau berurai air mata
karena puisi adalah kata hati
hanya bisa didengar oleh telinga hati
karena seni selalu menjadi pembebas hati
Puisi patah hati bukan gombalisasi
Puisi patah hati sekadar ekspresi jiwa
dari sebuah nyata ... yang membuat terluka
yang terungkapkan dengan rasa
bukan sekedar kata dan imaji semata
Puisi patah hati tak berniat gombalisasi
Puisi patah hati cuma rangkaian kata
rima, nada, dan suasana
jadikannya indah terasa
Puisi patah hati bukan gombalisasi
Puisi patah hati sebuah kontemplasi
Puisi Patah Hati bukan hendak bunuh diri
dari hidup yang dijalani
Karena merasa tidak berarti
Puisi Patah Hati adalah ...
ketika kelaparan tak lagi dirasakan
ketika bencana menjadi sebuah pesta ibadah
ketika banjir dan hujan menjadi berkah
Puisi Patah Hati adalah ...
ketika kebohongan menjadi ritual harian
ketika kejujuran hanya ada dalam mimpi
ketika kita tak lagi dapat menerima kenyataan
ketika dunia ini makin sesak
Puisi Patah Hati adalah ...
Saat cokelat serasa tai kucing
Dikala makan roti berasa duri
Diam dianggap makian
Ketidakpedulian dianggap serangan
Puisi Patah Hati adalah hujan bulan juni kata Sapardi Djoko Damono
Puisi Patah Hati adalah hujan dan ayam kata Sutardji CB
Puisi Patah Hati adalah tambur mainan anak-anak di negeri ajaib kata Rendra
Puisi Patah Hati adalah guci retak kata Goenawan Mohamad
Puisi Patah Hati adalah bayi mati tak mati mati mati kata Mira Sato
Puisi Patah Hati adalah cakrawala tanpa batas dan berdoa
dan menyatakan cinta kata Taufik Ismail
Puisi Patah Hati ...tak akan pernah mati
Walau dibunuh seribu kali ...
Sebab birahi? Atau karena patah hati?
Apakah cinta telah musnah sebelum menginjak bumi.
Puisi Sederhana, Puisi Pembebas Hati
Puisi bukan gombalisasi
juga bukan buat tipsani
puisi bahasa hati bahasa nurani
walaupun ini cuma puisi patah hati
Puisi sederhana
Puisi yang mampu berbicara
tentang derita semesta
atau tentang rakusnya penguasa
aku ingin puisi sederhana
seperti chairil anwar, wiji thukul atau sabron aidit
yang tetap hidup abadi
hingga 1000 tahun lagi
aku ingin puisi sederhana
yang mampu menyadarkan
tentang keterbelakangan dan kemiskinan
atau penyeragaman dan keseragaman
Puisi mungkin bahasa hati
Puisi mungkin bahasa nurani
Tapi ini puisi patah hati
ada juga puisi yang mengisahkan diri
atau yang membela diri sendiri
sungguh, semuanya berarti, asal bukan gombalisasi
yang merugikan banyak insani
Biarkan saja puisi patah hati berbicara
biarkan saja puisi patah hati berkisah
walau sederhana
walau beriak
walau berurai air mata
karena puisi adalah kata hati
hanya bisa didengar oleh telinga hati
karena seni selalu menjadi pembebas hati
Puisi patah hati bukan gombalisasi
Puisi patah hati sekadar ekspresi jiwa
dari sebuah nyata ... yang membuat terluka
yang terungkapkan dengan rasa
bukan sekedar kata dan imaji semata
Puisi patah hati tak berniat gombalisasi
Puisi patah hati cuma rangkaian kata
rima, nada, dan suasana
jadikannya indah terasa
Puisi patah hati bukan gombalisasi
Puisi patah hati sebuah kontemplasi
Puisi Patah Hati bukan hendak bunuh diri
dari hidup yang dijalani
Karena merasa tidak berarti
Puisi Patah Hati adalah ...
ketika kelaparan tak lagi dirasakan
ketika bencana menjadi sebuah pesta ibadah
ketika banjir dan hujan menjadi berkah
Puisi Patah Hati adalah ...
ketika kebohongan menjadi ritual harian
ketika kejujuran hanya ada dalam mimpi
ketika kita tak lagi dapat menerima kenyataan
ketika dunia ini makin sesak
Puisi Patah Hati adalah ...
Saat cokelat serasa tai kucing
Dikala makan roti berasa duri
Diam dianggap makian
Ketidakpedulian dianggap serangan
Puisi Patah Hati adalah hujan bulan juni kata Sapardi Djoko Damono
Puisi Patah Hati adalah hujan dan ayam kata Sutardji CB
Puisi Patah Hati adalah tambur mainan anak-anak di negeri ajaib kata Rendra
Puisi Patah Hati adalah guci retak kata Goenawan Mohamad
Puisi Patah Hati adalah bayi mati tak mati mati mati kata Mira Sato
Puisi Patah Hati adalah cakrawala tanpa batas dan berdoa
dan menyatakan cinta kata Taufik Ismail
Puisi Patah Hati ...tak akan pernah mati
Walau dibunuh seribu kali ...
ibu permata hatiku
pada kala aku mengenang ibu
masih terasa eratnya pelukanmu
panas air mata membasahi pipi
tempatmu masih terpahat di hati
pasir berpindah pantai masih di situ
waktu berubah kasihku masih padamu.
Kesudahan hidup kematian yang pasti
pemergian yang kutangisi hingga kini
kasih sayangmu menggegar jiwa
ada tugas belum selesai
ada hajat belum tertunai
ada budi belum dibalas
bagai hutang yang belum dilunasi
terlalu banyak yang kuterima
terlalu sedikit yang sempat kuberi
kesalku kemewahan ini tak dapat dibagi.
Nostalgia bersamamu kubiarkan segar
suka duka ingin kulalui bersama
kau cemas membalut lukaku di lutut
terseliuh kaki kau yang mengurut
rajukku sekejap pandai kaumemujuk
kasihmu menemaniku pada saatku dicabar
memilih antara antah dan beras
antara berlian dan kaca
zamrud mutiara di telapak tangan
masih ibu permata hatiku.
masih terasa eratnya pelukanmu
panas air mata membasahi pipi
tempatmu masih terpahat di hati
pasir berpindah pantai masih di situ
waktu berubah kasihku masih padamu.
Kesudahan hidup kematian yang pasti
pemergian yang kutangisi hingga kini
kasih sayangmu menggegar jiwa
ada tugas belum selesai
ada hajat belum tertunai
ada budi belum dibalas
bagai hutang yang belum dilunasi
terlalu banyak yang kuterima
terlalu sedikit yang sempat kuberi
kesalku kemewahan ini tak dapat dibagi.
Nostalgia bersamamu kubiarkan segar
suka duka ingin kulalui bersama
kau cemas membalut lukaku di lutut
terseliuh kaki kau yang mengurut
rajukku sekejap pandai kaumemujuk
kasihmu menemaniku pada saatku dicabar
memilih antara antah dan beras
antara berlian dan kaca
zamrud mutiara di telapak tangan
masih ibu permata hatiku.
puisi ibu
ibu!!!
Kelunak lembutanmu yang bersih
Merupakan rahmat bagi kami.
Engkau,
Merupakan kekuatan
Dan benteng agama.
Wahai,
Orang yang menghentikan
Penyusuan,
Anak dalam kalangan kami
Berdasarkan tauhid,
Kasih sayangmu memberi nilai
Kemampuan kami, memberi warna
Amal dan fikiran kami.
Wahai, pemangku amanah
Berdasarkan syair nyata,
Di dalam nafasmu
Terletak kehidupan agama
Berhati-hatilah melalui zaman,
Bimbing eratlah anak-anakmu.
Kelunak lembutanmu yang bersih
Merupakan rahmat bagi kami.
Engkau,
Merupakan kekuatan
Dan benteng agama.
Wahai,
Orang yang menghentikan
Penyusuan,
Anak dalam kalangan kami
Berdasarkan tauhid,
Kasih sayangmu memberi nilai
Kemampuan kami, memberi warna
Amal dan fikiran kami.
Wahai, pemangku amanah
Berdasarkan syair nyata,
Di dalam nafasmu
Terletak kehidupan agama
Berhati-hatilah melalui zaman,
Bimbing eratlah anak-anakmu.
ibu
sa’at q trlahr dngan blutan darah n q menangs lmbu seolah q brda dlm sbuah krts blm trnda…
Menjelajahi duni dmi duni sampai akhr q trsadar n trdiam dngan suara hati
dy sdtia, dy sabr, n dy tnang dngan kelakuanku hingg q beranjak bsar.
Ma’fkan q ibu anakmu yg banyak menaungi dosa ne.
Than bwalah dy dtmpat yg indh.
Menjelajahi duni dmi duni sampai akhr q trsadar n trdiam dngan suara hati
dy sdtia, dy sabr, n dy tnang dngan kelakuanku hingg q beranjak bsar.
Ma’fkan q ibu anakmu yg banyak menaungi dosa ne.
Than bwalah dy dtmpat yg indh.
kebaya lusuh
Ibu
Kau antar aku kebatas kota
Bersama ikan, pisang
Yang kau kemas dengan jemari tuamu
Berharap pulang bawa sarjanaku
Ibu
Masih teringat saat – saat perpisahan itu
Kebaya lusuh yang melekat ditubuhmu
Sandal jepit yang mengalahkan 365 hari
Ibu
Gemerlap lampu menghiasi hiruk pikuk kota
Kerlap – kerlip lampu diskotik menghiasi malam
Kutelusuri, berharap temukan sosokmu
Dari mall ratu indah hingga Ramayana
Tak kutemui kebaya lusuhmu disana
Ibu
Kasihmu menerangi jalanku
Cintamu menjadi penuntun hidupku
Tapi kini,
Saat harapanmu belum tercapai
Saat peluhmu tak mampu kuusap
Yang kutemui hanya Misan bertuliskan namamu
Ibu…………….
Kau antar aku kebatas kota
Bersama ikan, pisang
Yang kau kemas dengan jemari tuamu
Berharap pulang bawa sarjanaku
Ibu
Masih teringat saat – saat perpisahan itu
Kebaya lusuh yang melekat ditubuhmu
Sandal jepit yang mengalahkan 365 hari
Ibu
Gemerlap lampu menghiasi hiruk pikuk kota
Kerlap – kerlip lampu diskotik menghiasi malam
Kutelusuri, berharap temukan sosokmu
Dari mall ratu indah hingga Ramayana
Tak kutemui kebaya lusuhmu disana
Ibu
Kasihmu menerangi jalanku
Cintamu menjadi penuntun hidupku
Tapi kini,
Saat harapanmu belum tercapai
Saat peluhmu tak mampu kuusap
Yang kutemui hanya Misan bertuliskan namamu
Ibu…………….
cinta sejati
Kujalani hidup mengaruhi samudra
Mengayuh dayung menjalankan bahtera
Mencari penawar rasa di hati
Mencari makna cinta sejati
Kini ku tahu makna cinta
Cinta bukanlah sekedar rasa
Cinta bukanlah sekedar tutur kata
Dan cinta, bukan sekedar pengorbanan raga
Jika cinta sekedar rasa
Pasti hati kan tersiksa
Jika cinta sekedar ucapan
Manusia pasti dalam kebinasaan
Jika cinta sekedar pengorbanan
Tiada jiwa ini merasa aman
Cinta sejati adalah perasaan
Terungkap dengan ucapan
Tertuang dengan pengorbanan
Mengayuh dayung menjalankan bahtera
Mencari penawar rasa di hati
Mencari makna cinta sejati
Kini ku tahu makna cinta
Cinta bukanlah sekedar rasa
Cinta bukanlah sekedar tutur kata
Dan cinta, bukan sekedar pengorbanan raga
Jika cinta sekedar rasa
Pasti hati kan tersiksa
Jika cinta sekedar ucapan
Manusia pasti dalam kebinasaan
Jika cinta sekedar pengorbanan
Tiada jiwa ini merasa aman
Cinta sejati adalah perasaan
Terungkap dengan ucapan
Tertuang dengan pengorbanan
masih pantaskah kau q anggap sahabat
sahabat ..
masih pantaskah kw ku panggil sahabat ??setelah aph yg kw lakukan padaku ..
setelah aph yg kw berii padaku ..
teganya dirimu ,, menusukku darii belakang ..
teganya dirimu melukaii aku ..
teganya dirimu menghancurkan persahabatan kita ..
hanya karena seorang pria ..
silahkan kw ambill ..
silahkan kw milikii ..
diia hanya barang bekas bagiku !!
sungguh tak bisa kupercaya ..
persahabatan yg telah lama kita bina ,, kinii hancur berantakan ..
masiih ku ingat ,, canda tawa yg terlantun darii bibir kita ..
masii kuingat kata sahabat yg terucap darii hatii kita ..
tapii itu smw telah menjadii kenangan buruk ..
kubagii smw kisahku dengan mu ..
kubagii smw suka dn duka dengan mu ..
kita lewatii bersama ,, panas terik hujan badaii ..
tapii aph balasanmu padaku ??
disaat aku terluka krna cinta ,, kw berjanjii akan membantu ku ..
membawanya kembalii padaku ..
mana ??
justru kw yg telah merampasnya dariku ..
kw hancurkan smw harapanku ..
inikahh ahir darii persahabatan kita ??
masih pantaskah kw ku panggil sahabat ??setelah aph yg kw lakukan padaku ..
setelah aph yg kw berii padaku ..
teganya dirimu ,, menusukku darii belakang ..
teganya dirimu melukaii aku ..
teganya dirimu menghancurkan persahabatan kita ..
hanya karena seorang pria ..
silahkan kw ambill ..
silahkan kw milikii ..
diia hanya barang bekas bagiku !!
sungguh tak bisa kupercaya ..
persahabatan yg telah lama kita bina ,, kinii hancur berantakan ..
masiih ku ingat ,, canda tawa yg terlantun darii bibir kita ..
masii kuingat kata sahabat yg terucap darii hatii kita ..
tapii itu smw telah menjadii kenangan buruk ..
kubagii smw kisahku dengan mu ..
kubagii smw suka dn duka dengan mu ..
kita lewatii bersama ,, panas terik hujan badaii ..
tapii aph balasanmu padaku ??
disaat aku terluka krna cinta ,, kw berjanjii akan membantu ku ..
membawanya kembalii padaku ..
mana ??
justru kw yg telah merampasnya dariku ..
kw hancurkan smw harapanku ..
inikahh ahir darii persahabatan kita ??
ku ingin slamanya
Aq mencintaimu seiring nafas qu .
Berharap dapat menyayangimu sampai akhir hidup qu .
Aq pun mengharap hal yg sama darimu .
Berharap smua ini takan pernah berakhir .
Berharap kau slalu ada dalam stiap langkah qu .
Maaf jika slama ini aq tak slalu mengerti dirimu .
Aq hanya takut kau pergi .
Takut kau hilang dari hidup qu .
Karna aq ingin kau jd yg terakhir di hidup qu .
Karna aq membutuhkanmu, kasih sayangmu, perhatianmu, belaian-belaian lembutmu yg mampu tenangkan hati qu .
Aq ingin qt slalu bersama skarang, esok dan slamanya
Berharap dapat menyayangimu sampai akhir hidup qu .
Aq pun mengharap hal yg sama darimu .
Berharap smua ini takan pernah berakhir .
Berharap kau slalu ada dalam stiap langkah qu .
Maaf jika slama ini aq tak slalu mengerti dirimu .
Aq hanya takut kau pergi .
Takut kau hilang dari hidup qu .
Karna aq ingin kau jd yg terakhir di hidup qu .
Karna aq membutuhkanmu, kasih sayangmu, perhatianmu, belaian-belaian lembutmu yg mampu tenangkan hati qu .
Aq ingin qt slalu bersama skarang, esok dan slamanya
cinta yang hialng
telah ku lakukan apa yg ku bisa…
telah kuberikan semua yg ku punya…
aku menyayangimu lebih dari ku menyayangi diriku dsendiri….
ketika cintaku di uji dengan wanita…
aku memilihmu…
ketika cintaku di uji dengan harta…
aku memilihmu…
tetapi tidak dengan mu..
kau buat ku kecewa..
kau buat ku berduka..
kau dustakan semua cinta..
kau dustakan semua kasih…
telah kuberikan semua yg ku punya…
aku menyayangimu lebih dari ku menyayangi diriku dsendiri….
ketika cintaku di uji dengan wanita…
aku memilihmu…
ketika cintaku di uji dengan harta…
aku memilihmu…
tetapi tidak dengan mu..
kau buat ku kecewa..
kau buat ku berduka..
kau dustakan semua cinta..
kau dustakan semua kasih…
maafkan aku
memang di dunia ini semua
pasty mmpunyai kelumahan
maafkan aq
aku tag mnyadary
akan cinta dan cyank
yang kau brikan pdaq
maafkan aq
yg tag prnah mngrty
btpa pntyngnya kau dalam hdupq
bkalah pintu maafmu
akanku coba segala rasa hnya untugmu.....
pasty mmpunyai kelumahan
maafkan aq
aku tag mnyadary
akan cinta dan cyank
yang kau brikan pdaq
maafkan aq
yg tag prnah mngrty
btpa pntyngnya kau dalam hdupq
bkalah pintu maafmu
akanku coba segala rasa hnya untugmu.....
rindunya diriku
betapa kurindu hngatnya cntamu
namun kau tag tau isi hAtyq
lwat tatapan mata isyaratkan cnta
trjalin asmara antar kau dan aku
benang2 tlah trjalin sudah
dalam dngin mlam ku coba merenungkan
tentang apa yg prnah kita lakukan
hatiq hatimu kini tlah mnjadi satu
hatimu hatiq tag kan terpisahkan....
namun kau tag tau isi hAtyq
lwat tatapan mata isyaratkan cnta
trjalin asmara antar kau dan aku
benang2 tlah trjalin sudah
dalam dngin mlam ku coba merenungkan
tentang apa yg prnah kita lakukan
hatiq hatimu kini tlah mnjadi satu
hatimu hatiq tag kan terpisahkan....
air mata
langit dan bumi jadi sandaran hatiku
jiwaq terukir dalam jiwamu
ragaq bisikan oleh hatimu
air mataq pun jatuh basahi seluruh tbuhq
janji indah yg kau ucapkan
dari mniznya bibirmu
cntaq bgaikan putaran bumi
yg tak hntinya berotasi
kan ku hadapi semua rintangan di dunia ini
walau air mataq ini trjtuh
sperty titik air hujan
yg tag hntinya mmbzahi bumi.......
jiwaq terukir dalam jiwamu
ragaq bisikan oleh hatimu
air mataq pun jatuh basahi seluruh tbuhq
janji indah yg kau ucapkan
dari mniznya bibirmu
cntaq bgaikan putaran bumi
yg tak hntinya berotasi
kan ku hadapi semua rintangan di dunia ini
walau air mataq ini trjtuh
sperty titik air hujan
yg tag hntinya mmbzahi bumi.......
profil armada
ARMADA hanyalah nama baru di blantika musik Indonesia. Namun personelnya telah lama berkecimpung di dunia musik Indonesia. Terbentuk di Jakarta di pertengahan bulan Oktober 2007, band yang sebelumnya bernama Kertas ini telah meluncurkan album di tahun 2008 lalu berjudul "Balas Dendam" dengan hits single "Gagal Bercinta". musikji.net
Hits tersebut cukup mendapatkan tempat di hati para pecinta musik Indonesia,terbukti berhasil menduduki posisi bergengsi di banyak radio di seluruh Indonesia,dengan periode yang cukup lama.hal ini di karenakan karakter band ARMADA yang begitu kuat dan menyuguhkan aliran music yang Berbeda.
Aliran music yang diusung oleh Armada adalah "Melancholic Pop".Aliran ini di bangun oleh karakter suara sang vokalis dan aransemen music yang begitu terasa melancholic dengan sentuhan musik yang banyak di pengaruhi oleh band - band legendaris dunia seperti The Beatles ,Queen,The Police dan band legendaris dunia lainnya.
Band ini dimotori Andith (DRUM), Rizal (VOCAL), Endra' (BASS), Mai (GUITAR) dan Radha (GUITAR). Tahun 2009, Armada band merilis album kedua 'Hal Terbesar' dengan single andalan 'Buka Hatimu'. (emjhie)
Hits tersebut cukup mendapatkan tempat di hati para pecinta musik Indonesia,terbukti berhasil menduduki posisi bergengsi di banyak radio di seluruh Indonesia,dengan periode yang cukup lama.hal ini di karenakan karakter band ARMADA yang begitu kuat dan menyuguhkan aliran music yang Berbeda.
Aliran music yang diusung oleh Armada adalah "Melancholic Pop".Aliran ini di bangun oleh karakter suara sang vokalis dan aransemen music yang begitu terasa melancholic dengan sentuhan musik yang banyak di pengaruhi oleh band - band legendaris dunia seperti The Beatles ,Queen,The Police dan band legendaris dunia lainnya.
Band ini dimotori Andith (DRUM), Rizal (VOCAL), Endra' (BASS), Mai (GUITAR) dan Radha (GUITAR). Tahun 2009, Armada band merilis album kedua 'Hal Terbesar' dengan single andalan 'Buka Hatimu'. (emjhie)
aq merindukanmu
aku merindukanmu
saat aq memikirka kamu
q tak bisa hdup tanpamu
hary2 sepi tanpamu
air mataq kini tlah trhjatuh
sperty dahulu
kau trindh dlam hdupq
akankh kau kan kmbali
aq mhon jgn tnggalkanq
krna qm brarty bgiq
dan ku mhon kmbali pdaq
karna aq dan qm
selamanya,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
saat aq memikirka kamu
q tak bisa hdup tanpamu
hary2 sepi tanpamu
air mataq kini tlah trhjatuh
sperty dahulu
kau trindh dlam hdupq
akankh kau kan kmbali
aq mhon jgn tnggalkanq
krna qm brarty bgiq
dan ku mhon kmbali pdaq
karna aq dan qm
selamanya,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Langganan:
Postingan (Atom)